Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Menanti Undangan Demokrasi

25 November 2024   18:38 Diperbarui: 25 November 2024   18:51 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agus Suprayitno, Ketua RT 30 Cluster Berau Wika, Balikpapan, menunjukkan formulir C6-KWK, Minggu (24/6/2018) sore, KOMPAS/LUKAS ADI PRASETYA

Artikel ini mengingatkan kita pentingnya data pemilih yang dikelola oleh penyelenggara pemilu, baik KPU dan Bawaslu pada pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak, Rabu, 27 November 2024.

Setiap lima tahun sekali, detak jantung demokrasi Indonesia berdenyut lebih kencang.

Ritme kampanye yang meriah, janji-janji politik yang membuncah, hingga hiruk pikuk debat kandidat mewarnai perhelatan akbar pemilihan umum, baik nasional ataupun daerah.

Di tengah euforia tersebut, ada satu momen yang tak kalah penting namun seringkali luput dari sorotan yakni menanti undangan Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Surat undangan KPU, atau yang lebih dikenal dengan sebutan model C6, adalah secarik kertas putih yang menyimpan makna begitu besar.

Di balik desain sederhana dan ukurannya yang relatif kecil, tersimpan undangan untuk turut serta dalam pesta demokrasi terbesar di negeri ini.

Bagi setiap warga negara yang telah memenuhi syarat, model C6 adalah tiket masuk ke ruang pengambilan keputusan bersama.

Bagi sebagian orang, menanti model C6 adalah seperti menanti kedatangan tamu istimewa.

Ada rasa haru dan bangga karena namanya tercatat sebagai bagian dari daftar pemilih tetap (DPT).

Namun, bagi yang lain, penantian ini bisa terasa panjang dan membingungkan. Terlebih bagi mereka yang baru pertama kali menggunakan hak pilihnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun