Ingatan akan pengalaman masa lalu kerap muncul saat menanti model C6.
Dulu, saat pertama kali menerima surat undangan ini, perasaan campur aduk melanda. Ada rasa gugup, penasaran, sekaligus antusias.
Gugup karena harus menentukan pilihan yang akan membawa dampak bagi masa depan bangsa.
Penasaran ingin tahu seperti apa suasana di tempat pemungutan suara (TPS). Dan antusias karena akhirnya bisa ikut serta dalam proses demokrasi yang sesungguhnya.
Seiring berjalannya waktu, penantian model C6 menjadi semacam ritual tahunan.
Setiap kali menjelang pemilu atau pilkada, ingatan akan pengalaman-pengalaman sebelumnya selalu hadir.
Ada yang merasa lebih tenang, ada pula yang justru semakin gelisah. Namun, satu hal yang pasti, semangat untuk berpartisipasi dalam pesta demokrasi tetap menyala.
Model C6 bukan sekadar selembar kertas. Ia adalah simbol partisipasi warga negara dalam menjalankan pemerintahan.
Ia adalah bukti bahwa setiap suara memiliki arti dan bernilai sama.
Dengan menerima dan menggunakan model C6, kita tidak hanya menjalankan hak pilih, tetapi juga menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik.
Partisipasi aktif dalam pemilu adalah bentuk nyata dari cinta kita terhadap negara. Setiap suara kita memiliki kekuatan untuk mengubah masa depan bangsa.