Kendaraan transportasi harus dilengkapi dengan alat pendingin yang berfungsi dengan baik. Penyimpanan susu ikan di sekolah atau puskesmas juga harus dilakukan pada suhu yang tepat untuk mencegah kerusakan dan kontaminasi.Â
Selain itu, perlu dilakukan pencatatan yang baik mengenai jumlah susu ikan yang didistribusikan, tanggal produksi, dan tanggal kadaluarsa.
Pengawasan yang efektif tidak hanya melibatkan pemerintah, tetapi juga peran serta berbagai pihak terkait, seperti produsen susu ikan, distributor, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat sendiri.Â
Produsen harus memiliki komitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan memenuhi semua standar yang berlaku.Â
Distributor harus bertanggung jawab untuk mendistribusikan susu ikan secara tepat waktu dan menjaga kualitas produk selama proses distribusi.Â
Lembaga swadaya masyarakat dapat berperan dalam melakukan pengawasan independen dan memberikan advokasi kepada masyarakat.Â
Masyarakat sendiri juga perlu berperan aktif dengan melaporkan jika menemukan adanya penyimpangan atau pelanggaran dalam program makan gratis.
Aspek-aspek yang Perlu Diawasi
Aspek-aspek yang perlu diawasi, tidak hanya mencakup proses produksi dan fasilitas produksi. Pengawasan yang komprehensif juga harus menyentuh aspek distribusi dan penyimpanan.Â
Distribusi susu ikan harus dilakukan melalui rantai dingin untuk menjaga kualitas produk. Kendaraan transportasi yang digunakan harus dilengkapi dengan alat pendingin yang berfungsi dengan baik dan secara berkala dikalibrasi.Â
Selain itu, penyimpanan susu ikan di tempat tujuan, baik itu sekolah, puskesmas, atau gudang, juga harus dilakukan pada suhu yang sesuai dengan rekomendasi produsen. Suhu penyimpanan yang tidak terkendali dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan mengurangi nilai gizi susu ikan.