Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Dari Lahan Sempit Menuai Manfaat Besar, Menanam Sawi Sendok untuk Ketahanan Pangan

17 November 2024   21:38 Diperbarui: 17 November 2024   21:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menanam sawi sendok (pakcoy) di sudut pekarangan rumah. | Dokumentasi Pribadi

Menanam Sawi Sendok untuk Ketahanan Pangan

Setiap helai daun yang tumbuh adalah sebuah kemenangan kecil. Saya mulai menyadari betapa berharganya setiap butir beras dan setiap helai sayuran yang ada di meja makan. 

Kegiatan menanam ini juga mendorong saya untuk lebih menghargai makanan dan tidak lagi membuang-buang.

Selain itu, menanam sawi sendok juga menjadi sarana untuk memperkenalkan konsep pertanian berkelanjutan kepada anak-anak. 

Dengan mengajak mereka terlibat dalam proses penanaman, saya berharap mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang peduli terhadap lingkungan dan ketahanan pangan. 

Mereka belajar bahwa makanan tidak hanya datang dari pasar, tetapi juga bisa dihasilkan sendiri dari lahan yang terbatas.

Melihat tanaman yang saya tanam tumbuh subur dan menghasilkan buah, saya merasa sangat bahagia. Ini adalah bukti nyata bahwa dengan sedikit usaha dan kesabaran, kita dapat berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan. 

Kegiatan menanam sawi sendok ini tidak hanya memberikan manfaat bagi saya dan keluarga, tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat.

Saya berharap tulisan ini dapat menginspirasi banyak orang untuk memulai kegiatan bercocok tanam, sekecil apapun lahan yang dimiliki. 

Mari kita bersama-sama mewujudkan dunia yang lebih baik, di mana setiap orang memiliki akses terhadap makanan yang sehat dan bergizi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun