Pengalihan sebagian anggaran pendidikan untuk program makan gratis tentu saja berpotensi mengurangi porsi anggaran yang tersedia untuk komponen lainnya, termasuk gaji guru.Â
Hal ini dapat menimbulkan kekhawatiran akan berkurangnya daya saing gaji guru dibandingkan dengan profesi lain, yang pada akhirnya dapat berdampak pada kualitas pendidikan secara keseluruhan.Â
Guru yang merasa tidak sejahtera cenderung memiliki motivasi kerja yang rendah dan tingkat absensi yang tinggi, yang pada gilirannya akan berdampak pada proses pembelajaran siswa.
Namun, penting untuk melihat masalah ini dari berbagai perspektif. Program makan gratis juga memiliki dampak positif terhadap kualitas pendidikan secara tidak langsung.Â
Dengan terjaminnya asupan gizi yang cukup, siswa akan lebih fokus dalam belajar, tingkat kehadiran di sekolah meningkat, dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar.Â
Hal ini tentu saja akan memberikan kontribusi positif terhadap kualitas pendidikan secara keseluruhan.
Selain itu, perlu diingat bahwa anggaran pendidikan merupakan anggaran yang dinamis. Alokasi anggaran dapat disesuaikan setiap tahunnya sesuai dengan prioritas dan kebutuhan yang ada.
Dengan perencanaan yang matang dan pengelolaan anggaran yang efektif, diharapkan program makan gratis dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan guru tanpa mengorbankan kualitas pendidikan.
Kesimpulan
Dilema Anggaran: Program makan siang gratis, meskipun memiliki tujuan mulia, menimbulkan dilema dalam alokasi anggaran pendidikan. Di satu sisi, program ini sangat penting untuk meningkatkan gizi anak, namun di sisi lain, alokasi anggaran yang besar dapat menggerus dana untuk komponen pendidikan lainnya, termasuk gaji guru.
Dampak pada Kesejahteraan Guru: Pengurangan alokasi anggaran untuk gaji guru dapat berdampak negatif pada motivasi dan kinerja guru. Guru yang merasa tidak sejahtera cenderung memiliki produktivitas yang rendah, yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas pendidikan.