Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Implikasi Sosial dari Penurunan Angka Pernikahan, Dampak bagi Keluarga dan Masyarakat

7 November 2024   13:09 Diperbarui: 7 November 2024   13:15 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Menikah. | Image by Freepik

2. Pelemahan Ikatan Keluarga

Penurunan angka pernikahan dan semakin tingginya angka perceraian menyebabkan melemahnya ikatan keluarga. Hubungan antar anggota keluarga, terutama antara orang tua dan anak, menjadi kurang harmonis. Hal ini dapat memicu masalah sosial seperti kekerasan dalam rumah tangga, penelantaran anak, dan konflik generasi.

Ini menyiratkan bahwa salah satu konsekuensi paling serius dari melemahnya ikatan keluarga akibat penurunan angka pernikahan. Ketika ikatan emosional dan sosial dalam keluarga menjadi rapuh, individu cenderung lebih mudah mengalami stres, merasa terisolasi, dan bertindak impulsif.

Selain itu, salah satu masalah sosial yang paling sering dikaitkan dengan keluarga yang disfungsi adalah kekerasan dalam rumah tangga. Kurangnya komunikasi yang efektif, ketidakmampuan dalam mengelola konflik, dan adanya ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan dapat memicu terjadinya kekerasan fisik, seksual, emosional, dan psikologis.

Korban kekerasan dalam rumah tangga, baik anak-anak maupun pasangan, seringkali mengalami trauma jangka panjang yang dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental mereka, serta pada hubungan mereka dengan orang lain.

Kemudian, tidak jarang terjadi penelantaran anak, baik secara fisik, emosional, atau pengabaian, juga menjadi masalah serius yang seringkali muncul dalam konteks keluarga yang mengalami kesulitan.

Orang tua yang mengalami stres, depresi, atau kecanduan mungkin kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar anak-anak mereka, baik itu kebutuhan fisik seperti makanan dan pakaian, maupun kebutuhan emosional seperti kasih sayang dan perhatian.

Anak-anak yang mengalami penelantaran cenderung memiliki kesulitan dalam belajar, masalah perilaku, dan risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko di masa dewasa.

Konflik generasi merupakan masalah lain yang dapat muncul akibat melemahnya ikatan keluarga. Perubahan nilai, gaya hidup, dan ekspektasi antar generasi dapat memicu perselisihan dan ketidakharmonisan dalam keluarga.

Anak-anak muda yang tumbuh dalam lingkungan yang berbeda dengan orang tua mereka mungkin kesulitan dalam memahami dan menghargai nilai-nilai tradisional. Sebaliknya, orang tua mungkin merasa kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan zaman dan gaya hidup anak-anak mereka.

Masalah-masalah sosial yang timbul akibat melemahnya ikatan keluarga tidak hanya berdampak pada individu dan keluarga yang bersangkutan, tetapi juga memiliki implikasi yang luas bagi masyarakat secara keseluruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun