Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Benang Kusut Sritex Terurai, Harapan Buruh Memudar di Tengah Krisis

30 Oktober 2024   22:48 Diperbarui: 30 Oktober 2024   22:49 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buruh mengendarai sepeda keluar dari pabrik PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) di Sukoharjo, Jateng, Kamis (24/10/24). | ANTARA FOTO/via KOMPAS.com

Selama berpuluh tahun, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) telah menjadi ikon industri tekstil Indonesia. Benang-benang halus yang ditenun di pabrik-pabriknya telah menghangatkan jutaan orang di seluruh dunia. Namun, seperti benang yang kusut tak terurai, perusahaan raksasa ini kini menghadapi babak baru yang penuh ketidakpastian. 

Pailitnya Sritex bukan hanya sekadar kabar buruk bagi dunia bisnis, melainkan juga pukulan telak bagi ribuan buruh yang menggantungkan hidup pada perusahaan tersebut.

Dulu, pabrik-pabrik Sritex adalah rumah kedua bagi para buruh. Mesin-mesin yang berdentum dan suara riuh pekerja menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Gaji yang diterima, meski tak seberapa besar, cukup untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anak. 

Namun, seiring berjalannya waktu, benang kusut mulai terlihat. Persaingan global yang semakin ketat, perubahan tren mode yang cepat, ditambah lagi dengan masalah internal perusahaan, perlahan-lahan menggerogoti fondasi Sritex.

Kabar pailitnya Sritex bagaikan petir di siang bolong bagi para buruh. Harapan yang selama ini menjadi pegangan mereka, kini sirna seketika. 

Bayangan akan masa depan yang cerah, dengan pekerjaan yang stabil dan penghasilan yang cukup, berubah menjadi kekhawatiran akan masa depan yang gelap. PHK massal menjadi ancaman nyata yang menghantui mereka.

Di balik angka-angka dan laporan keuangan perusahaan, terdapat kisah-kisah nyata para buruh yang terdampak. 

Ada ibu tunggal yang harus menghidupi anak-anaknya, ada pemuda yang baru saja menikah dan berencana membangun rumah, ada pula lansia yang menggantungkan hidup pada pensiun dari perusahaan. Mereka semua kini harus memikirkan kembali langkah hidup mereka.

Pailitnya Sritex tidak hanya berdampak pada kehidupan para buruh, tetapi juga pada perekonomian daerah. Ribuan keluarga yang menggantungkan hidup pada industri tekstil akan mengalami kesulitan ekonomi. 

Toko-toko di sekitar pabrik akan sepi pembeli, dan sektor lain yang terkait dengan industri tekstil juga akan terimbas.

Langkah Konkret Membantu Buruh Terdampak

Pemerintah dan pihak terkait memiliki peran krusial dalam meringankan beban para buruh yang terdampak, baik akibat perubahan teknologi, resesi ekonomi, atau faktor lainnya. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil antara lain:

Pertama, peningkatan program pelatihan dan pengembangan keterampilan. Pemerintah perlu memperluas akses dan meningkatkan kualitas program pelatihan vokasi. Hal ini penting untuk membekali para buruh dengan keterampilan baru yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja saat ini. Kolaborasi dengan industri dapat memastikan kesesuaian kurikulum pelatihan dengan kebutuhan dunia kerja.

Kedua, fasilitasi transisi karier. Bagi buruh yang mengalami PHK atau pergeseran sektor, pemerintah perlu menyediakan program-program transisi karier. Ini meliputi konseling karier, bantuan dalam mencari pekerjaan baru, dan pelatihan soft skills yang dibutuhkan dalam dunia kerja modern.

Ketiga, perlindungan sosial yang lebih komprehensif. Jaring pengaman sosial harus diperkuat untuk melindungi buruh yang kehilangan pekerjaan atau mengalami penurunan penghasilan. Perluasan cakupan program jaminan sosial, seperti jaminan hari tua, kesehatan, dan kecelakaan kerja, serta pemberian bantuan sosial tunai bagi yang membutuhkan, sangat penting.

Keempat, kemitraan tripartit yang lebih kuat. Pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja perlu bekerja sama lebih erat dalam merumuskan kebijakan ketenagakerjaan yang adil dan berkelanjutan. Dialog sosial yang intensif dapat membantu mencari solusi bersama untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh buruh.

Kelima, peningkatan kualitas tenaga kerja Indonesia (TKI). Bagi TKI yang kembali ke tanah air, perlu disediakan program reintegrasi yang memadai. Pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha, dan pendampingan usaha dapat membantu mereka untuk mandiri secara ekonomi.

Keenam, penguatan pengawasan ketenagakerjaan. Pemerintah perlu meningkatkan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya pelanggaran hak-hak pekerja, seperti upah yang tidak layak, jam kerja yang berlebihan, dan kondisi kerja yang tidak aman.

Selain pemerintah, pihak swasta, masyarakat sipil, dan buruh sendiri juga memiliki peran penting dalam mengatasi permasalahan ini. Perusahaan dapat memberikan kompensasi yang layak bagi pekerja yang terkena dampak, serta menyediakan program-program pelatihan dan pengembangan. 

Masyarakat sipil dapat berperan sebagai pengawas dan advokasi bagi hak-hak buruh. Sementara itu, buruh perlu meningkatkan kapasitas diri melalui pelatihan dan sertifikasi, serta aktif berpartisipasi dalam organisasi serikat pekerja.

Dengan upaya bersama, diharapkan permasalahan ketenagakerjaan yang dihadapi oleh para buruh dapat diatasi secara efektif. Pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan kerja yang adil, layak, dan produktif bagi semua pekerja.

Upaya Menyelamatkan Aset-Aset Sritex dan Revitalisasi Industri Tekstil

Kasus pailitnya Sritex menjadi sorotan nasional, tidak hanya karena dampaknya terhadap ribuan pekerja, tetapi juga karena implikasinya terhadap industri tekstil nasional. Untuk menyelamatkan aset-aset Sritex dan menghidupkan kembali industri tekstil, diperlukan langkah-langkah komprehensif yang melibatkan berbagai pihak.

1. Restrukturisasi Utang dan Pencarian Investor Strategis

Restrukturisasi utang. Salah satu langkah utama adalah melakukan restrukturisasi utang Sritex. Negosiasi dengan kreditor perlu dilakukan untuk meringankan beban utang perusahaan. Skema restrukturisasi yang fleksibel dan realistis akan memberikan ruang bagi Sritex untuk kembali bangkit.

Pencarian investor strategis. Menarik investor strategis yang memiliki keahlian dan jaringan di industri tekstil sangat penting. Investor ini dapat memberikan suntikan modal segar, teknologi baru, serta akses ke pasar global yang lebih luas.

2. Penguatan Ekosistem Industri Tekstil

Integrasi vertikal. Perlu dilakukan upaya untuk mengintegrasikan industri tekstil secara vertikal, mulai dari hulu (produksi bahan baku) hingga hilir (produk jadi). Integrasi ini akan meningkatkan efisiensi dan daya saing produk tekstil Indonesia.

Peningkatan kualitas SDM. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dalam industri tekstil. Pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas.

3. Dukungan Pemerintah

Kebijakan fiskal. Pemerintah perlu memberikan insentif fiskal bagi perusahaan tekstil, seperti pengurangan pajak atau bea masuk atas bahan baku impor.

Fasilitas kredit. Akses terhadap permodalan yang terjangkau sangat penting bagi perusahaan tekstil, terutama UMKM. Pemerintah perlu mendorong lembaga keuangan untuk memberikan fasilitas kredit yang lebih mudah.

Peningkatan infrastruktur. Infrastruktur yang memadai, seperti jalan, pelabuhan, dan listrik, sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional industri tekstil.

Pengembangan UMKM. UMKM yang bergerak di sektor tekstil perlu diberikan dukungan untuk meningkatkan kualitas produk dan akses ke pasar. Program pendampingan, pelatihan, dan pembiayaan dapat menjadi solusi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun