Kasus pailitnya Sritex menjadi sorotan nasional, tidak hanya karena dampaknya terhadap ribuan pekerja, tetapi juga karena implikasinya terhadap industri tekstil nasional. Untuk menyelamatkan aset-aset Sritex dan menghidupkan kembali industri tekstil, diperlukan langkah-langkah komprehensif yang melibatkan berbagai pihak.
1. Restrukturisasi Utang dan Pencarian Investor Strategis
Restrukturisasi utang. Salah satu langkah utama adalah melakukan restrukturisasi utang Sritex. Negosiasi dengan kreditor perlu dilakukan untuk meringankan beban utang perusahaan. Skema restrukturisasi yang fleksibel dan realistis akan memberikan ruang bagi Sritex untuk kembali bangkit.
Pencarian investor strategis. Menarik investor strategis yang memiliki keahlian dan jaringan di industri tekstil sangat penting. Investor ini dapat memberikan suntikan modal segar, teknologi baru, serta akses ke pasar global yang lebih luas.
2. Penguatan Ekosistem Industri Tekstil
Integrasi vertikal. Perlu dilakukan upaya untuk mengintegrasikan industri tekstil secara vertikal, mulai dari hulu (produksi bahan baku) hingga hilir (produk jadi). Integrasi ini akan meningkatkan efisiensi dan daya saing produk tekstil Indonesia.
Peningkatan kualitas SDM. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dalam industri tekstil. Pelatihan dan pengembangan keterampilan bagi pekerja perlu dilakukan secara berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas.
3. Dukungan Pemerintah
Kebijakan fiskal. Pemerintah perlu memberikan insentif fiskal bagi perusahaan tekstil, seperti pengurangan pajak atau bea masuk atas bahan baku impor.
Fasilitas kredit. Akses terhadap permodalan yang terjangkau sangat penting bagi perusahaan tekstil, terutama UMKM. Pemerintah perlu mendorong lembaga keuangan untuk memberikan fasilitas kredit yang lebih mudah.
Peningkatan infrastruktur. Infrastruktur yang memadai, seperti jalan, pelabuhan, dan listrik, sangat penting untuk mendukung kelancaran operasional industri tekstil.