Inovasi tidak hanya terbatas pada produk, tetapi juga mencakup proses produksi, pemasaran, dan pengelolaan bisnis. UMKM harus mampu menciptakan nilai tambah yang unik agar dapat bersaing dengan produk serupa dari negara lain.
Salah satu cara untuk menciptakan nilai tambah adalah dengan membangun merek yang kuat dan unik. Branding yang efektif akan membedakan produk UMKM dari kompetitor dan menciptakan loyalitas pelanggan.
Promosi Budaya Indonesia. Produk UMKM Indonesia seringkali memiliki nilai budaya yang tinggi. Dengan go global, UMKM dapat mempromosikan budaya Indonesia ke dunia internasional.
Ini menjadi bentuk diplomasi budaya yang efektif, memperkenalkan kekayaan dan keunikan Indonesia kepada masyarakat global. Melalui produk-produk UMKM, dunia dapat lebih menghargai dan memahami nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Selain itu, dengan mempromosikan produk-produk UMKM, kita turut melestarikan warisan budaya bangsa. Proses pembuatan produk-produk ini seringkali melibatkan teknik tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun.
Tantangan yang Dihadapi UMKM dalam Go Global
Persaingan. UMKM Indonesia harus bersaing dengan produk dari negara lain yang sudah memiliki nama besar dan jaringan distribusi yang kuat.
Untuk menghadapi tantangan ini, UMKM perlu memiliki strategi pemasaran yang tepat. Ini mencakup membangun merek yang kuat, memanfaatkan media sosial, serta menjalin kerjasama dengan influencer dan platform e-commerce.
Membangun merek yang kuat akan membantu UMKM membedakan produknya dari kompetitor. Dengan identitas merek yang jelas, UMKM dapat menciptakan loyalitas pelanggan dan meningkatkan persepsi nilai produk.
Biaya. Biaya produksi, pemasaran, dan logistik untuk ekspor seringkali menjadi kendala bagi UMKM. Banyak UMKM yang kesulitan mengakses permodalan dengan bunga yang terjangkau. Selain itu, biaya sertifikasi produk, bea cukai, dan transportasi seringkali menjadi beban tambahan yang cukup signifikan.
Kendala utama dalam mengakses permodalan adalah kurangnya agunan yang memadai, persyaratan administrasi yang rumit, serta informasi mengenai skema pembiayaan yang terbatas.