Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Saatnya Ortu Tinggalkan Gaya Otoriter pada Anak, Beralih ke Otoritatif, Mengapa?

19 Oktober 2024   08:57 Diperbarui: 19 Oktober 2024   08:59 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kedua, mengajarkan disiplin dengan cinta. Disiplin diberikan dengan penjelasan yang jelas dan konsisten, sehingga anak memahami alasan di balik aturan.

Bayangkan seorang tukang kebun yang merawat tanamannya dengan penuh kasih sayang. Tukang kebun itu tidak hanya menyiram tanaman, tetapi juga memberikan penjelasan mengapa tanaman tersebut perlu disiram, dipupuk, dan dipotong. Begitu pula dengan orang tua yang mengajarkan disiplin kepada anak. Disiplin yang diberikan dengan cinta akan membuat anak merasa dihargai dan dipahami.

Pola asuh otoritatif menekankan pentingnya komunikasi yang terbuka dan jujur. Orang tua tidak hanya memberikan perintah, tetapi juga menjelaskan alasan di balik setiap aturan. Dengan memahami alasan di balik aturan, anak akan lebih mudah menerima dan mematuhinya.

Selain itu, disiplin yang diberikan dengan cinta juga akan membantu anak untuk mengembangkan rasa tanggung jawab. Ketika anak memahami bahwa tindakan mereka memiliki konsekuensi, mereka akan lebih berhati-hati dalam bertindak. Mereka akan belajar untuk bertanggung jawab atas pilihan dan tindakan mereka.

Ketiga, mendorong kemandirian. Anak diberi kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas konsekuensinya.

Bayangkan seorang pilot yang baru belajar menerbangkan pesawat. Ia tidak akan pernah bisa menjadi pilot yang handal jika selalu bergantung pada instruktur. Ia perlu diberi kesempatan untuk terbang sendiri dan belajar dari pengalamannya. Begitu pula dengan anak, mereka perlu diberi kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri dan belajar dari konsekuensinya.

Pola asuh otoritatif mendorong anak untuk menjadi pemecah masalah yang baik. Ketika anak dihadapkan pada masalah, mereka diajarkan untuk mencari solusi sendiri. Dengan demikian, anak akan lebih percaya diri dan mampu menghadapi tantangan hidup.

Selain itu, memberikan tanggung jawab kepada anak juga akan meningkatkan rasa percaya diri mereka. Ketika anak berhasil menyelesaikan tugas yang diberikan, mereka akan merasa bangga pada diri sendiri dan percaya bahwa mereka mampu melakukan hal-hal yang lebih besar. Rasa percaya diri yang tinggi akan menjadi modal penting bagi kesuksesan mereka di masa depan.

Keempat, memupuk rasa percaya diri. Pujian dan dukungan positif diberikan kepada anak untuk meningkatkan rasa percaya dirinya.

Bayangkan sebuah tanaman yang disiram dan diberi pupuk secara teratur. Tanaman itu akan tumbuh subur dan berbuah lebat. Begitu pula dengan anak, pujian dan dukungan positif akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan berprestasi.

Pola asuh otoritatif menekankan pentingnya memberikan pengakuan atas usaha dan pencapaian anak. Ketika anak merasa dihargai dan diakui, mereka akan termotivasi untuk terus berusaha dan mencapai tujuannya. Pujian yang tulus akan membuat anak merasa mampu dan berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun