Konsep ini menekankan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakang sosial, ekonomi, atau budaya, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kesempatan yang setara.
Pemberdayaan yang berorientasi pada ekuitas bertujuan untuk meruntuhkan berbagai hambatan yang menghambat partisipasi penuh dari semua anggota masyarakat.
Ketimpangan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti ekonomi, sosial, dan politik, seringkali menjadi akar permasalahan dalam masyarakat.
Pemberdayaan yang berorientasi pada ekuitas berusaha untuk mengatasi ketimpangan ini dengan memberikan perhatian khusus pada kelompok-kelompok masyarakat yang rentan, seperti perempuan, anak-anak, orang dengan disabilitas, dan masyarakat adat.
Salah satu aspek penting dari ekuitas adalah memastikan bahwa semua anggota masyarakat memiliki akses yang setara terhadap sumber daya yang diperlukan untuk mencapai kesejahteraan. Akses yang setara terhadap pendidikan, kesehatan, pekerjaan, dan informasi merupakan hak dasar setiap individu.
Dengan memberikan akses yang sama, kita dapat menciptakan lapangan bermain yang setara bagi semua orang untuk mengembangkan potensi mereka.
Inklusivitas merupakan kunci dalam mewujudkan ekuitas. Masyarakat yang inklusif adalah masyarakat yang menghargai keberagaman dan memberikan ruang bagi semua anggota masyarakat untuk berpartisipasi.
Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif, kita dapat mengurangi diskriminasi dan meningkatkan rasa saling menghormati.
4. Inovasi
Masyarakat yang diberdayakan cenderung lebih inovatif dan kreatif dalam mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Masyarakat yang diberdayakan tidak hanya menjadi penerima pasif dari solusi yang ada, namun juga menjadi aktor aktif dalam menciptakan inovasi.
Ketika masyarakat memiliki ruang untuk berpartisipasi, berkreasi, dan bereksperimen, maka akan muncul ide-ide segar dan solusi-solusi kreatif untuk menjawab tantangan yang dihadapi.