Hindari menghakimi. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda. Hindari menghakimi cerita mereka atau membandingkannya dengan pengalaman kita sendiri. Terima cerita mereka apa adanya.
Ulangi kembali apa yang mereka katakan. Dengan mengulangi kembali apa yang mereka katakan, kita menunjukkan bahwa kita benar-benar memahami apa yang mereka maksud. Ini juga memberikan mereka kesempatan untuk mengklarifikasi jika ada yang salah paham.
Tanyakan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka mendorong mereka untuk memberikan jawaban yang lebih panjang dan lebih detail. Misalnya, alih-alih bertanya "Apakah kamu senang?", tanyakan "Apa yang membuatmu merasa senang?".
Jangan menyela. Biarkan mereka menyelesaikan kalimatnya sebelum kita berbicara. Menyela dapat membuat mereka merasa tidak dihargai dan enggan untuk melanjutkan ceritanya.
Berikan umpan balik yang positif. Setelah mereka selesai bercerita, berikan umpan balik yang positif. Misalnya, "Terima kasih sudah berbagi ceritamu denganku. Itu sangat menarik."
Mendengarkan adalah sebuah keterampilan yang perlu diasah. Semakin sering kita berlatih, semakin baik kita akan menjadi pendengar.
Keempat, rekam cerita mereka. Jika memungkinkan, rekam cerita mereka untuk dijadikan kenang-kenangan atau dibagikan kepada anggota keluarga lainnya.
Merekam cerita seseorang adalah cara yang indah untuk melestarikan momen dan kenangan. Dengan rekaman, kita dapat menyimpan cerita-cerita berharga ini untuk waktu yang lama.
Setelah merekam, kita dapat mengedit rekaman tersebut jika diperlukan. Misalnya, kita dapat memotong bagian yang tidak relevan atau menambahkan musik latar. Namun, usahakan untuk menjaga keaslian cerita.
Selain merekam, kita juga dapat menuliskan cerita-cerita tersebut. Dengan menulis, kita dapat menyusun kembali cerita dengan lebih terstruktur dan menambahkan detail-detail yang penting.
Kelima, hormati setiap kata. Jangan menyela atau menghakimi cerita mereka, meskipun terdengar aneh atau tidak masuk akal bagi kita.