Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Harta Karun Masa Lalu, Mengapa Kita Perlu Mendengarkan Cerita Kakek Nenek?

14 Oktober 2024   20:46 Diperbarui: 14 Oktober 2024   20:52 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Asyiknya mendengarkan cerita kakek nenek | Image by Freepik

Hindari menghakimi. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda. Hindari menghakimi cerita mereka atau membandingkannya dengan pengalaman kita sendiri. Terima cerita mereka apa adanya.

Ulangi kembali apa yang mereka katakan. Dengan mengulangi kembali apa yang mereka katakan, kita menunjukkan bahwa kita benar-benar memahami apa yang mereka maksud. Ini juga memberikan mereka kesempatan untuk mengklarifikasi jika ada yang salah paham.

Tanyakan pertanyaan terbuka. Pertanyaan terbuka mendorong mereka untuk memberikan jawaban yang lebih panjang dan lebih detail. Misalnya, alih-alih bertanya "Apakah kamu senang?", tanyakan "Apa yang membuatmu merasa senang?".

Jangan menyela. Biarkan mereka menyelesaikan kalimatnya sebelum kita berbicara. Menyela dapat membuat mereka merasa tidak dihargai dan enggan untuk melanjutkan ceritanya.

Berikan umpan balik yang positif. Setelah mereka selesai bercerita, berikan umpan balik yang positif. Misalnya, "Terima kasih sudah berbagi ceritamu denganku. Itu sangat menarik."

Mendengarkan adalah sebuah keterampilan yang perlu diasah. Semakin sering kita berlatih, semakin baik kita akan menjadi pendengar.

Keempat, rekam cerita mereka. Jika memungkinkan, rekam cerita mereka untuk dijadikan kenang-kenangan atau dibagikan kepada anggota keluarga lainnya.

Merekam cerita seseorang adalah cara yang indah untuk melestarikan momen dan kenangan. Dengan rekaman, kita dapat menyimpan cerita-cerita berharga ini untuk waktu yang lama.

Setelah merekam, kita dapat mengedit rekaman tersebut jika diperlukan. Misalnya, kita dapat memotong bagian yang tidak relevan atau menambahkan musik latar. Namun, usahakan untuk menjaga keaslian cerita.

Selain merekam, kita juga dapat menuliskan cerita-cerita tersebut. Dengan menulis, kita dapat menyusun kembali cerita dengan lebih terstruktur dan menambahkan detail-detail yang penting.

Kelima, hormati setiap kata. Jangan menyela atau menghakimi cerita mereka, meskipun terdengar aneh atau tidak masuk akal bagi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun