Produk UMKM yang paling terdampak adalah produk-produk tradisional, kerajinan tangan, dan makanan olahan yang dihasilkan oleh UMKM berskala kecil.
Produk-produk ini kalah bersaing karena beberapa faktor, yaitu: (1) harga yang lebih mahal dibandingkan produk massal dari China, (2) persepsi konsumen yang lebih mengutamakan harga daripada kualitas, dan (3) rantai pasok yang kurang efisien.
Akibatnya, UMKM kesulitan untuk mempertahankan pangsa pasar dan banyak yang terpaksa gulung tikar.
Dalam era digital, persaingan semakin intensif. UMKM yang tidak mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital, seperti e-commerce dan pemasaran online, akan semakin tertinggal.
Produk-produk UMKM yang tidak memiliki branding yang kuat dan tidak tersedia di platform digital akan sulit ditemukan oleh konsumen.
Peran pemerintah dalam melindungi UMKM dan mendorong daya saing produk lokal. Potensi pasar ekspor baru bagi UMKM Indonesia untuk mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.
Pemerintah memiliki peran krusial dalam melindungi UMKM dan mendorong daya saing produk lokal. Beberapa langkah konkret yang dapat diambil pemerintah antara lain: memberikan insentif fiskal untuk UMKM, memfasilitasi akses pembiayaan dengan suku bunga yang lebih rendah.
Selain itu, dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pelatihan dan pengembangan keterampilan, serta memperkuat infrastruktur pendukung UMKM.
Kemudian, pemerintah juga perlu meningkatkan perlindungan hukum terhadap produk-produk lokal agar terhindar dari pembajakan dan persaingan tidak sehat.
Pasar ekspor menawarkan peluang besar bagi UMKM Indonesia untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi ketergantungan pada pasar domestik.
Pemerintah perlu memfasilitasi akses UMKM ke pasar global melalui berbagai program seperti misi dagang, pameran produk, dan promosi merek.