Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sulitnya Akses Pupuk Bersubsidi dan Nasib Petani

5 Oktober 2024   18:45 Diperbarui: 5 Oktober 2024   18:45 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Pupuk Phonska. | KOMPAS.com/Miftahul Huda

Penurunan produktivitas akibat kekurangan pupuk memiliki dampak yang sangat luas, tidak hanya pada petani tetapi juga pada masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mengatasi masalah ini.

Kenaikan Biaya Produksi. Petani terpaksa membeli pupuk nonsubsidi yang harganya jauh lebih mahal. Hal ini akan meningkatkan biaya produksi dan menekan margin keuntungan.

Kenaikan biaya produksi akibat penggunaan pupuk nonsubsidi memiliki dampak yang sangat luas, tidak hanya pada petani tetapi juga pada masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama untuk mengatasi masalah ini.

Ketidakpastian Usaha. Ketidakpastian dalam mendapatkan pupuk bersubsidi membuat petani sulit merencanakan usaha pertanian mereka. Hal ini dapat menimbulkan kecemasan dan stres pada petani.

Ketidakpastian dalam mendapatkan pupuk bersubsidi adalah masalah serius yang berdampak pada seluruh rantai produksi pertanian, dari petani hingga konsumen.

Solusi yang Dibutuhkan

Untuk mengatasi masalah sulitnya akses pupuk bersubsidi, diperlukan beberapa langkah strategis, antara lain:

1. Penyederhanaan Birokrasi

Proses pengajuan dan penyaluran pupuk bersubsidi perlu disederhanakan agar lebih efisien dan mudah diakses oleh petani.

Penyederhanaan birokrasi dalam proses pengajuan dan penyaluran pupuk bersubsidi merupakan langkah penting untuk mewujudkan pertanian yang lebih efisien, produktif, dan berkeadilan. Dengan demikian, kesejahteraan petani dapat ditingkatkan dan ketahanan pangan nasional dapat terjamin.

2. Peningkatan Kuota

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun