Kedua, kesenjangan pendapatan semakin melebar, memicu ketidakstabilan sosial dan memunculkan potensi konflik.
Hal ini juga disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya ketidakadilan sosial, polarisasi sosial, tuntutan sosial dan ketidakstabilian politik.
Ketidakadilan sosial. Kesenjangan yang mencolok antara kelompok kaya dan miskin menciptakan persepsi ketidakadilan yang mendalam. Hal ini dapat memicu rasa frustrasi, amarah, dan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat yang kurang beruntung.
Polarisasi sosial. Kesenjangan pendapatan yang ekstrem dapat memicu polarisasi sosial, di mana masyarakat terpecah menjadi kelompok-kelompok yang saling berseberangan. Hal ini dapat menghambat kerja sama dan konsensus dalam mengatasi masalah-masalah sosial.
Tuntutan sosial. Kesenjangan yang semakin lebar dapat memicu tuntutan sosial yang semakin tinggi, seperti tuntutan akan distribusi pendapatan yang lebih adil, akses yang lebih merata terhadap sumber daya, dan perbaikan kualitas hidup. Jika tuntutan-tuntutan ini tidak dipenuhi, dapat memicu unjuk rasa, demonstrasi, bahkan kerusuhan.
Ketidakstabilan politik. Kesenjangan yang ekstrem dapat memicu ketidakstabilan politik. Kelompok-kelompok yang merasa dirugikan dapat memanfaatkan situasi ini untuk meraih kekuasaan atau mengubah sistem politik yang ada.
Ketiga, kualitas hidup masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia, terancam akibat terbatasnya akses terhadap layanan kesehatan, pendidikan, dan sanitasi yang layak.
Kesenjangan pendapatan yang semakin lebar tidak hanya berdampak pada stabilitas sosial dan politik, namun juga secara langsung mengancam kualitas hidup masyarakat, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
Mengapa demikian? ada beberapa penyebeb antara lain terbatasnya akses terhadap layanan dasar, malnutrisi dan stunting, penyakit menular, kualitas pendidikan yang rendah dan ketidakberdayaan lansia.
Terbatasnya akses terhadap layanan dasar. Kelompok berpendapatan rendah seringkali memiliki akses yang terbatas terhadap layanan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan sanitasi. Hal ini disebabkan oleh biaya yang tinggi untuk mendapatkan layanan tersebut, serta distribusi layanan yang tidak merata.
Malnutrisi dan stunting. Anak-anak dari keluarga miskin lebih rentan mengalami malnutrisi dan stunting akibat kurangnya asupan gizi yang adekuat. Hal ini dapat menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif anak.