Dengan memahami akar penyebabnya dan menerapkan beberapa strategi yang disebutkan di atas, kita bisa mengatasi ketakutan ini dan membangun hubungan yang lebih sehat dengan diri sendiri dan orang lain.
Kedua, ingin disukai. Kita ingin terlihat baik di mata orang lain dan mendapatkan persetujuan mereka.
Ingin disukai adalah hasrat mendasar yang dimiliki oleh hampir setiap manusia. Ini adalah kebutuhan alami untuk merasa diterima, dihargai, dan menjadi bagian dari suatu kelompok. Kita semua memiliki keinginan untuk membangun koneksi sosial yang kuat dan merasa berarti bagi orang lain.
Kita ingin terlihat baik di mata orang lain dan mendapatkan persetujuan mereka adalah manifestasi dari keinginan untuk disukai. Kita seringkali merasa perlu menyesuaikan diri atau menampilkan citra tertentu agar orang lain menyukai kita.
Hal ini bisa menjadi dorongan yang kuat dalam berbagai aspek kehidupan kita, mulai dari pergaulan sehari-hari hingga dalam dunia profesional.
Keinginan untuk disukai adalah hal yang wajar, namun penting untuk kita menyeimbangkannya dengan kebutuhan untuk menjadi diri sendiri.
Dengan memahami motivasi di balik keinginan ini dan menerapkan beberapa strategi yang disebutkan di atas, kita dapat membangun hubungan yang lebih sehat dan bahagia dengan diri sendiri dan orang lain.
Ketiga, perasaan bersalah. Kita merasa bersalah jika tidak membantu orang lain.
Perasaan bersalah adalah emosi yang sering kita alami ketika merasa telah melakukan kesalahan atau melanggar norma sosial.Â
Dalam konteks ini, perasaan bersalah muncul ketika kita tidak membantu orang lain yang membutuhkan.
Kita merasa bersalah jika tidak membantu orang lain menunjukkan adanya dorongan kuat untuk berbuat baik dan membantu sesama.Â