Beberapa lapak yang mampu beradaptasi dengan perubahan tren dan menawarkan produk serta layanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, cenderung tetap ramai.
Namun, tidak sedikit pula lapak sepeda yang harus gulung tikar karena tidak mampu bersaing.
Menarik untuk membandingkan tren bersepeda di Indonesia dengan negara-negara lain. Di beberapa negara Eropa, misalnya, bersepeda sudah menjadi bagian integral dari gaya hidup masyarakat.
Infrastruktur sepeda yang memadai dan dukungan pemerintah menjadi faktor kunci di balik tingginya minat bersepeda di negara-negara tersebut.
Di Indonesia, meskipun minat bersepeda terus tumbuh, namun masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti kurangnya infrastruktur yang aman dan nyaman bagi pesepeda.
Meskipun tren bersepeda seringkali berubah-ubah, namun potensi pertumbuhannya di Indonesia masih sangat besar.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat dan lingkungan yang bersih, diharapkan minat bersepeda akan terus tumbuh di masa depan.
Pemerintah pun perlu terus mendorong perkembangan budaya bersepeda dengan menyediakan infrastruktur yang memadai dan memberikan dukungan bagi komunitas sepeda.
Sebagaimana cerita Ade (49) pemilik lapak sepeda di Bandung yang kini lapaknya sepi pengunjung.
Ade dulu adalah sosok yang sangat dikenal di kalangan pesepeda Bandung. Lapaknya yang terletak di dekat Gelora Bandung Lautan Api Gede Bage Bandung selalu ramai dikunjungi oleh para pecinta sepeda.
Mulai dari anak muda yang ingin bergaya dengan sepeda lipat hingga pesepeda berpengalaman yang mencari spare part berkualitas, semua bisa ditemukan di lapaknya.