Petani di beberapa Desa di Kabupaten Garut, Jawa Barat di antaranya di Desa Mandalakasih Kecamatan Pameungpeuk, pada Sabtu (31/8/2024) kini tengah beralih ke metode pengendalian hama tikus yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan yakni melalui program pemasangan rumah burung hantu (rubuha), diharapkan populasi tikus yang kerap merusak tanaman pangan, dapat ditekan secara signifikan.
Hama tikus selama ini menjadi salah satu kendala utama bagi para petani di Garut. Serangan tikus dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar karena merusak tanaman padi, jagung, dan berbagai komoditas pertanian lainnya. Untuk mengatasi masalah ini, petani di Garut mulai melirik potensi burung hantu sebagai predator alami tikus.
Dengan memasang rubuha di area persawahan, petani memberikan tempat yang nyaman bagi burung hantu untuk bersarang dan berkembang biak. Burung hantu yang telah merasa aman dan nyaman di rubuha akan secara aktif berburu tikus di sekitar area tersebut. Hal ini tentunya sangat menguntungkan bagi para petani karena populasi tikus dapat terkendali dengan sendirinya.
"Dari dulu saya selalu pusing dengan hama tikus yang sering merusak padi saya. Setelah pasang rubuha ini, jumlah tikus jadi berkurang drastis. Padi saya sekarang lebih aman dan hasil panen pun meningkat," ujar Hidayat salah seorang petani yang telah memasang rubuha di lahannya.
Sementara petani lainnya, Samidah mengatakan memasang rubuha ini ternyata tidak sulit. Petugas pertanian dari desa membantu cara membuatnya. "Sekarang, semua petani di sini udah punya rubuha masing-masing," ucapnya.
Keunggulan Penggunaan Rubuha
Pertama, ramah lingkungan. Tidak menggunakan pestisida kimia yang berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Konsep "ramah lingkungan" dalam pertanian sangat penting untuk memastikan kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia. Dengan memilih metode pertanian yang ramah lingkungan, kita dapat berkontribusi dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Kedua, berkelanjutan. Pengendalian hama tikus dilakukan secara alami dan berkelanjutan.
Pengendalian hama tikus secara alami dan berkelanjutan adalah pendekatan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan dibandingkan dengan penggunaan pestisida kimia. Metode ini tidak hanya efektif dalam mengendalikan populasi tikus, tetapi juga memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Ketiga, efektif. Burung hantu merupakan predator alami tikus yang sangat efektif dalam mengurangi populasi hama.