Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menguatkan Gotong Royong, Toleransi dan Semangat Kebangsaan dalam Mengisi Kemerdekaan

17 Agustus 2024   07:22 Diperbarui: 17 Agustus 2024   07:40 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi -  Perilaku positif mengisi kemerdekaan | Image by canva.com via KOMPAS.com

Membuat kurikulum yang relevan. Mengembangkan kurikulum yang tidak hanya berfokus pada kognitif, tetapi juga pada pengembangan karakter dan nilai-nilai moral. Ketika kita berbicara tentang "membuat kurikulum yang relevan", kita tidak hanya berfokus pada aspek pengetahuan (kognitif) semata. Kurikulum yang baik seharusnya juga memperhatikan pengembangan karakter dan nilai-nilai moral pada peserta didik.

Melibatkan orang tua dan masyarakat. Menjalin kerjasama dengan orang tua dan masyarakat dalam upaya membentuk karakter anak. Artinya menciptakan suatu sinergi atau kerja sama yang erat antara sekolah, orang tua, dan masyarakat dalam mendidik dan membimbing anak agar memiliki karakter yang baik. Ini adalah pemahaman bahwa pembentukan karakter anak bukan hanya tanggung jawab sekolah semata, tetapi juga melibatkan lingkungan keluarga dan masyarakat di mana anak tumbuh dan berkembang.

2. Penguatan Peran Agama
Mengajarkan nilai-nilai agama yang moderat. Melalui pendidikan agama, nilai-nilai toleransi, kasih sayang, dan persaudaraan dapat ditanamkan. Artinya bahwa agama dapat menjadi sarana yang sangat baik untuk menanamkan nilai-nilai positif seperti toleransi, kasih sayang, dan persaudaraan pada individu.

Membangun dialog antaragama. Mendorong dialog antarumat beragama untuk memperkuat persaudaraan dan saling pengertian. Ini berarti menciptakan ruang dan kesempatan bagi pemeluk agama yang berbeda untuk saling berinteraksi, bertukar pikiran, dan memahami satu sama lain. Tujuan utama dari dialog antaragama adalah untuk mempererat hubungan antar umat beragama, memperkuat persaudaraan, dan membangun saling pengertian.

3. Pemanfaatan Teknologi
Membuat konten positif. Media massa dan media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk opini publik. Oleh karena itu, perlu dibuat konten-konten yang positif dan inspiratif yang dapat menumbuhkan semangat kebangsaan.

Media, baik itu media massa (seperti televisi, radio, surat kabar) maupun media sosial (seperti Facebook, Instagram, Twitter), memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam membentuk cara berpikir dan pandangan masyarakat. Karena itu, penting untuk menciptakan konten-konten yang berisi pesan-pesan positif dan memotivasi yang dapat membangkitkan rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa.

Melakukan literasi media. Masyarakat perlu diberikan edukasi tentang bagaimana menyaring informasi yang benar dan menghindari hoaks. Masyarakat harus diberikan pengetahuan dan keterampilan untuk bisa membedakan mana informasi yang benar dan mana yang salah (hoaks) saat mereka mengakses media, baik itu media sosial, berita online, atau media tradisional lainnya.

4. Partisipasi Masyarakat
Mengaktifkan kembali kegiatan-kegiatan sosial. Memfasilitasi kegiatan-kegiatan sosial seperti kerja bakti, gotong royong, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya. Mendorong dan memberikan dukungan untuk kembali menjalankan kegiatan-kegiatan sosial yang mungkin sempat terhenti atau kurang aktif. Kegiatan seperti kerja bakti, gotong royong, dan kegiatan kemasyarakatan lainnya yang melibatkan partisipasi masyarakat secara langsung, bertujuan untuk memperkuat rasa kebersamaan, gotong royong, dan kepedulian terhadap lingkungan serta sesama.

Membangun komunitas yang inklusif. Membentuk komunitas yang terbuka bagi semua kalangan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan. Menciptakan sebuah lingkungan sosial di mana setiap individu, tanpa memandang latar belakang, status sosial, atau perbedaan lainnya, merasa diterima, dihargai, dan memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Komunitas inklusif menekankan pentingnya persatuan, saling menghormati, dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

5. Peran Pemerintah yang Aktif
Membuat kebijakan yang mendukung. Pemerintah perlu membuat kebijakan yang mendukung penguatan nilai-nilai luhur, misalnya dengan memberikan insentif bagi organisasi yang aktif dalam kegiatan sosial. Artinya pemerintah harus membuat aturan atau program yang secara khusus mendorong dan membantu organisasi yang aktif melakukan kegiatan sosial. Dengan memberikan insentif seperti bantuan dana atau fasilitas, diharapkan organisasi-organisasi ini bisa lebih berkembang dan kegiatan sosial yang mereka lakukan bisa lebih berdampak luas.

Menyediakan sarana dan prasarana. Pemerintah perlu menyediakan sarana dan prasarana yang memadai untuk mendukung kegiatan-kegiatan yang bertujuan memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Artinya pemerintah harus menyediakan fasilitas atau sumber daya yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menanamkan rasa cinta tanah air, persatuan, dan kesatuan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun