Keempat, popularitas. Karena sering dibawakan oleh penyanyi keroncong dan diaransemen dengan gaya keroncong, lagu "Semusim" secara alami dianggap sebagai bagian dari repertoar lagu keroncong. Popularitas lagu ini di kalangan pencinta musik keroncong semakin memperkuat anggapan tersebut.
Kelima, sentimen pendengar. Bagi banyak pendengar, lagu "Semusim" telah menjadi semacam simbol dari musik keroncong. Ketika mendengar lagu ini, mereka langsung terhubung dengan kenangan masa lalu, suasana yang tenang, dan perasaan yang nyaman.
Singkatnya, meskipun tidak sepenuhnya murni keroncong, lagu "Semusim" memiliki banyak kesamaan dengan musik keroncong, baik dari segi melodi, irama, lirik, maupun aransemen. Karena itu, wajar jika lagu ini sering dikaitkan dan dinikmati oleh para pencinta musik keroncong
Meskipun lagu "Semusim" tidak murni berasal dari genre keroncong, namun lagu ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari khazanah musik Indonesia, khususnya musik yang bergenre balada atau lagu-lagu yang bertemakan cinta dan kehidupan. Kepopuleran lagu ini menunjukkan bahwa musik yang baik akan selalu abadi dan terus dinikmati oleh berbagai generasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H