Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

31.03.24

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Di Antara Masa Lalu Kelabu dan "Forgive but Not Forget"

11 Agustus 2024   06:48 Diperbarui: 11 Agustus 2024   06:54 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Forgive but Not Forget | Image by path.com/tumblr.com

Memaafkan bukan berarti membenarkan. Kita tidak perlu melupakan bahwa tindakan orang lain itu salah. Memaafkan bukanlah berarti membenarkan kesalahan orang lain. Ini adalah salah satu kesalahpahaman yang sering terjadi.

Memaafkan lebih kepada keputusan yang kita ambil untuk diri kita sendiri. Ini adalah proses melepaskan amarah, kebencian, atau dendam yang kita rasakan terhadap orang yang telah menyakiti kita. Tujuannya adalah untuk membebaskan diri dari beban emosi negatif yang dapat menghambat kebahagiaan kita.

Memaafkan adalah pilihan. Kita tidak wajib memaafkan siapa pun. Memaafkan memang merupakan sebuah pilihan, bukan kewajiban. Setiap individu memiliki hak untuk menentukan apakah mereka siap memaafkan atau tidak.

Memaafkan membutuhkan waktu. Proses penyembuhan membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk setiap orang. Memaafkan memang membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk setiap orang. Proses penyembuhan emosional adalah perjalanan yang unik dan personal. Tidak ada jangka waktu yang pasti untuk bisa benar-benar memaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun