Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Alternatif Alami Pengganti Gula dan Garam untuk Hidup yang Lebih Sehat dan Berkelanjutan

8 Agustus 2024   16:34 Diperbarui: 8 Agustus 2024   16:36 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gula dan garam adalah dua bumbu dapur yang sering kita gunakan sehari-hari. Kedua bumbu dapur tersebut, nyaris tidak dapat terpisahkan dalam kehidupan sehari, terutama sebagai media penyedap dan perasa berbagai menu makanan dan minuman.

Bahkan, gula dan garam adalah menu pokok yang wajib ada di rumah. Memang, kedua bumbu dapur itu sangat digemari oleh berbagai kalangan, pria, wanita, tua muda dan anak-anak sangat senang mengonsumsi  rasa kedua bumbu tersebut.

Berbagai olahan yang tersaji, mungkin hampir tidak bisa lepas dari apa yang dinamakan bumbu yang erat kaitannya dengan kaum hawa ini. Bahkan, bisa dikatakan, tak enak rasanya jika makanan yang diolah tanpa bumbu ini.

Lantas, ada ungkapan tidak enak rasanya, jika masakan tidak seimbang dalam porsi asin dan manis. Memang, keduanya adalah bumbu atau perasa yang tak bisa pisah dan tak lekang oleh waktu. Bahkan, tak sedikit orang sangat hobi dengan dua bumbu ini dengan mengonsumsinya yang sangat lebih.

Namun, konsumsi berlebihan keduanya dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Gula berlebih dapat memicu obesitas, diabetes, dan penyakit jantung, sedangkan garam berlebih dapat meningkatkan tekanan darah.

Untuk menjaga kesehatan, kita perlu mencari alternatif yang lebih sehat. Berikut adalah beberapa pilihan pengganti gula dan garam yang bisa kita coba.

1. Pengganti Gula

Pemanis Alami:

Stevia: Ekstrak daun stevia memiliki rasa manis yang kuat tanpa kalori dan tidak mempengaruhi kadar gula darah.

Stevia berasal dari Amerika Selatan, stevia telah digunakan selama berabad-abad oleh masyarakat asli sebagai pemanis alami. Rasa manisnya yang kuat berasal dari senyawa glikosida steviol yang tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia.

Proses produksi stevia modern telah menghasilkan berbagai bentuk produk, mulai dari bubuk hingga cairan, sehingga mudah untuk digunakan dalam berbagai resep.

Beberapa orang mungkin merasakan sedikit aftertaste yang unik pada stevia, namun hal ini biasanya berkurang seiring waktu seiring dengan meningkatnya penggunaan. Selain bebas kalori, stevia juga memiliki indeks glikemik yang sangat rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Monk fruit: Buah monk fruit mengandung mogroside, senyawa alami yang sangat manis.

Monk fruit berasal dari China Selatan dan Thailand Utara, monk fruit atau buah biksu telah digunakan selama berabad-abad oleh para biksu sebagai obat tradisional. Rasa manisnya yang unik berasal dari senyawa mogroside yang memberikan rasa manis alami tanpa kalori.

Dengan tingkat kemanisan yang sangat tinggi, monk fruit menjadi pilihan yang sangat baik untuk mengganti gula pasir tanpa harus mengorbankan rasa manis pada makanan dan minuman.

Selain rasanya yang manis, monk fruit juga kaya akan antioksidan yang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Monk fruit semakin populer sebagai pemanis alami karena aman dikonsumsi oleh penderita diabetes dan mereka yang sedang menjalani diet rendah gula.

Buah-buahan:

Pisang: Haluskan pisang matang untuk memberikan rasa manis alami pada makanan atau minuman.

Pisang Cavendish dan pisang ambon kuning adalah jenis pisang yang paling sering digunakan sebagai pemanis alami karena memiliki rasa manis yang kuat.

Semakin matang sebuah pisang, semakin tinggi kandungan gulanya, sehingga memberikan rasa manis yang lebih intens. Selain manis, pisang juga kaya akan kalium yang baik untuk kesehatan jantung dan vitamin B6 yang penting untuk pembentukan sel darah merah.

Pisang yang sudah terlalu matang bisa dibekukan terlebih dahulu sebelum dihaluskan untuk mendapatkan tekstur yang lebih lembut dan mudah diproses.

Kurma: Rendam kurma dalam air panas, haluskan, dan gunakan sebagai pemanis alami.

Kurma Medjool dan Deglet Noor adalah dua varietas kurma yang paling populer digunakan sebagai pemanis alami karena rasanya yang manis dan tekstur yang lembut. Selain rasa manisnya, kurma juga kaya akan serat yang baik untuk pencernaan dan potasium yang penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Untuk mendapatkan rasa manis yang lebih intens, rendam kurma dalam air hangat selama beberapa menit sebelum dihaluskan. Air rendaman kurma bisa digunakan sebagai pemanis alami untuk minuman atau sebagai bahan tambahan dalam membuat saus.

Buah beri: Blueberry, stroberi, dan raspberry kaya akan antioksidan dan memberikan rasa manis alami.

Selain blueberry, stroberi, dan raspberry, blackberry, cranberry, dan goji berry juga kaya akan antioksidan dan memberikan rasa manis alami. Buah beri tidak hanya memberikan rasa manis, tetapi juga kaya akan vitamin C yang penting untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Buah beri yang beku bisa digunakan sebagai bahan tambahan untuk smoothie atau yogurt tanpa perlu tambahan pemanis buatan. Untuk mendapatkan rasa manis yang lebih intens, haluskan buah beri bersama sedikit air atau jus lemon.

Sayuran:

Ubi jalar: Ubi jalar manis alami dan dapat digunakan sebagai pengganti gula dalam beberapa resep.

Ubi jalar Jepang atau ubi jalar oranye umumnya memiliki rasa manis yang lebih kuat dan sering digunakan sebagai pemanis alami. Ubi jalar yang sudah matang bisa dihaluskan bersama sedikit air atau susu untuk membuat puree yang bisa digunakan sebagai pengganti gula dalam berbagai resep.

Selain rasa manis, ubi jalar juga kaya akan beta-karoten yang baik untuk kesehatan mata. Puree ubi jalar memberikan rasa manis alami dan warna yang menarik pada kue dan roti.

2. Pengganti Garam

Bumbu-bumbu:

Bawang putih: Bawang putih memberikan rasa gurih dan kaya akan manfaat kesehatan. Bawang putih memang memiliki banyak manfaat kesehatan dan sering digunakan dalam berbagai masakan. Namun, bawang putih tidak bisa digunakan sebagai pengganti gula.

Bawang bombay: Bawang bombay menambahkan rasa umami pada makanan. Bawang bombay memang menjadi salah satu bahan utama yang memberikan rasa umami pada masakan. Umami sendiri adalah rasa gurih kelima setelah manis, asin, asam, dan pahit yang membuat makanan terasa lebih kaya dan lezat.

Lada hitam: Lada hitam memberikan rasa pedas dan hangat. Lada hitam memberikan rasa pedas dan hangat yang khas pada masakan. Selain itu, lada hitam juga memiliki banyak manfaat kesehatan lainnya.

Jahe: Jahe memberikan rasa pedas dan aroma yang khas. Jahe memberikan rasa pedas yang khas dan aroma yang harum pada masakan. Rasa pedas pada jahe berasal dari senyawa yang disebut gingerol. Selain memberikan rasa, gingerol juga memiliki banyak manfaat kesehatan.

Rempah-rempah:

Pengganti garam bisa dengan kunyit. Kunyit memiliki rasa sedikit pahit dan memberikan warna kuning cerah pada makanan. Selain itu, asam dan cuka bisa menjadi alternatif pengganti garam.

Manfaat Mengganti Gula dan Garam

Pertama, menurunkan risiko penyakit. Mengurangi konsumsi gula dan garam dapat menurunkan risiko obesitas, diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah tinggi.

Kedua, meningkatkan energi. Makanan yang lebih sehat akan memberikan energi yang lebih stabil sepanjang hari.

Ketiga, menjaga kesehatan pencernaan. Serat yang terdapat dalam buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian baik untuk kesehatan pencernaan.

Keempat, meningkatkan rasa makanan. Dengan menggunakan berbagai rempah dan bumbu, kita bisa menciptakan rasa yang lebih kompleks dan menarik pada makanan.

Kesimpulan

Mengganti gula dan garam dengan alternatif yang lebih sehat adalah langkah penting untuk mencapai gaya hidup yang lebih sehat. Dengan sedikit kreativitas dan eksperimen, kita bisa menemukan kombinasi rasa yang lezat dan menyehatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun