Para petani di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, khususnya di daerah Desa Margaasih dan Narawita Kecamatan Cicalengka, baru saja usai melaksanakan panen raya padi. Tanaman padi merupakan tanaman pokok yang ditanam para petani di daerah ini.
Namun, di saat bersamaan yakni mulai bulan Mei ini, musim kemarau pun sudah di depan mata. Otomatis ketersediaan air untuk mengairi lahan pesawahan yang biasa ditanami padi debitnya sudah mulai berkurang.
Di samping itu, para petani padi di wilayah ini, saat mamasuki musim awal kemarau atau di bulan Mei sekarang ini, sudah terbiasa beralih untuk menanam palawija. Hal ini, dilakukan selain mengantisipasi keterbatasan air, juga para petani berusaha untuk membangun ketahanan pangan.
Lebih dari itu, para petani di daerah ini tiap tahunnya sudah terbiasa beralih tanam dari padi ke palawija dengan tujuan untuk membangun ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Para petani kini mulai beralih menanam palawija, berbagai jenis tanaman yang ditanam setelah panen padi. Hal ini menjadi strategi penting bagi petani untuk memanfaatkan lahan secara optimal dan meningkatkan ketahanan pangan
Pagi ini, Ahad (12/5/2024) saya berkesempatan berbincang dengan salah seorang petani di daerah Desa Margaasih Cicalengka Kabupaten Bandung, perihal alasan beralih bertani dari padi ke palawija
Alasan Petani di Kabupaten Bandung Beralih ke Palawija
1. Memanfaatkan Lahan
Pasca panen padi, lahan persawahan masih subur dan memiliki air yang cukup. Menanam palawija di lahan ini, memaksimalkan penggunaan lahan dan mencegah kekeringan tanah.
Jika lahan ini ditanami padi kembali maka dikhawatirkan akan terjadinya kekurangan air, karena padi merupakan tanaman yang memerlukan cukup air dalam pertumbuhannya. Berbeda jika ditanami berbagai jenis tanaman palawija yang relatif lebih tahan dan bisa menyesuaikan terkait kebutuhan air.
2. Meningkatkan Pendapatan
Palawija seperti jagung, kedelai, kacang tanah, dan ubi jalar memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Petani dapat memperoleh penghasilan tambahan dari penjualan hasil panen palawija. Dengan demikin, hasil pertanian tidaklah hanya mengandalkan dari padi.
Di samping itu nilai ekonomi dari tanaman palawija tidak kalah dari tanaman padi walaupun harga masih di bawah padi, tapi dalam segi pengelolaan dan perawatan tanaman palawija lebih ringan ketimbang padi.
3. Menjaga Ketahanan Pangan
Diversifikasi tanaman dengan menanam palawija mengurangi ketergantungan pada padi sebagai sumber karbohidrat. Hal ini meningkatkan ketahanan pangan di tingkat lokal dan nasional. Tanaman palawija merupakan tanaman penopang setelah padi.
Apalagi, tanaman palawija biasanya jenis tanaman yang menfaatnya tidak kalah dari padi yaitu sebagah bahan berkadar karbohidrat yang tinggi, sama halnya dengan padi.
4. Memperbaiki Kesuburan Tanah
Bertani dengan palawija, terutama kacang-kacangan, mampu mengikat nitrogen dari udara. Hal ini meningkatkan kesuburan tanah dan mengurangi kebutuhan pupuk untuk penanaman padi berikutnya. Tanaman kacang-kacangan mempunyai akar akaran yang serabut yang bisa menjadikan tanah lebih subur dan gembur.
Contoh Jenis Palawija yang Ditanam di Kabupaten Bandung
1. Jagung
Di daerah ini, jagung merupakan tanaman utama kedua setelah padi. Jagung dapat diolah menjadi berbagai makanan dan bahan baku industri. Perawatan tanaman ini lebih mudah dan ringan dibanding tanaman padi, dan masa panenpun lebih cepat.
2. Kacang tanah
Menanam kacang tanah adalah pilihan alternatif selain padi dan jagung. Kacang tanah memiliki nilai gizi tinggi dan banyak manfaat untuk kesehatan. Kacang tanah dapat diolah menjadi kacang goreng, bumbu kacang, dan minyak goreng.
3. Ubi jalar dan boled
Tanaman ubi jalar dan boled adalah termasuk tanaman favorite yang biasa dibudidayakan oleh para petani di wilayah ini. Ubi jalar dan boled merupakan sumber karbohidrat alternatif yang kaya akan vitamin dan mineral. Ubi jalar dapat diolah menjadi berbagai makanan dan camilan.
Selain jenis tanaman tersebut, petani di daerah ini juga menanam berbagai jenis tanaman sayura seperti bawang, tomat, kangkung darat, mentimun, terong, serawung dan cabai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H