Tidak terasa saat ini sudah berada pada akhir bulan Syawal 1445 Hijriah yakni tanggal 28 Syawal dan bertepatan dengan tanggal 7 Mei 2024. Berarti dua hari lagi kita akan memasuki bulan ke 11 dalam kalender Hijriah yaitu Dzulqadah.
Setelah bulan Dzulqadah, maka kita akan bertemu bulan ke 12 yakni Dzulhijjah. Di bulan Dzulhijjah inilah waktunya puncak seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk berhaji.
Untuk kloter (kelompok terbang) pertama jamaah haji Indonesia akan diterbangkan mulai hari Ahad esok (12/5/2024) sesuai edaran dari Kementerian Agama Republik Indonesia.
Jemaah haji Indonesia dikenal sebagai jemaah terbesar dari seluruh dunia. Menurut catatan bagian haji Kemenag RI kuota haji Indonesia tahun 2024 mencapai 241.000 orang, terdiri atas 213.320 jamaah dan 27.680 jamaah haji khusus.
Ada yang menarik perihal jemaah haji Indonesia yakni sebelum dan sesudah berangkat menunaikan ibadah haji umumnya melaksanakan tradisi yang disebut walimatus safar.
Walimatus safar sendiri mengandung arti walimah berarti pesta (hajatan) dan safar berarti perjalanan, maka jika diartikan walimatus safar adalah hajatan saat melakukan perjalanan. Dalam hal ini adalah acara untuk melakukan perjalanan/safar haji ke Baitullah.
Hukum walimatus safar adalah sunnah alias tidak wajib. Artinya kegiatan ini baik jika dilaksanakan asal sesuai kemampaun dan tidak keluar dari ketentuaan syariat Islam, salah satunya dengan niat iklhlas karena Allah dan tidak dilaksanakan dengan berlebihan dan hura-hura.
Keterangan penguat tentang walimatus safar bisa dilihat dari Hadits Imam Bukhari dari sahabat Ibnu Abbas ra. yang mengatakan, "Ketika Nabi Saw., tiba di Makkah, Beliau disambut oleh anak-anak kecil Suku Bani Abdul Muthalib lalu Beliau menggendong salah satu dari mereka di depan dan yang lainnya dibelakang".
Kemudian berdasar Hadits Imam Bukhari lainnya dari sahabat Jabir ra, disampaikan, "Bahwasannya Rasulullah Saw., ketika sampai di Madinah dari perjalanannya, beliau menyembelih kambing atau sapi."
Melihat dan berdasar Hadits tersebut bahwa tradisi walimatus safar haji adalah hal yang baik untuk menghadirkan dan memanjatkan rasa syukur (berterima kasih) kepada Allah Swt, Dzat yang Maha Kaya dan Segalanya.
Walimatus Safar Momentum untuk Berterima Kasih (Bersyukur)
Walimatus safar adalah momentum ungkapan rasa syukur yaitu berterima kasih kepada Allah Swt., yang telah mengkaruniakan banyak nikmat, terutama nikmat iman dan islam, sehingga bisa terpanggil atau diundang ke Baitullah Makkah.
Acara syukuran biasa dilaksanakan sebelum dan sesudah, tetapi umumnya tradisi walimatus safar ini dilaksanakan sebelum ke berangkatan ke Baitullah. Walimatus safar biasanya mengundang sanak saudara, karib kerabat atau keluarga besar, tetangga dan sahabat lainnya untuk berkumpul, berdoa dan beramah tamah.
Acara walimatus safar biasa digelar dengan acara pengajian dan doa bersama oleh keluarga, intinya memberikan doa untuk keselamatan yang akan menunaikan ibadah haji ke Baitullah.
Walimatus Safar Momentum untuk Berpamitan
Maksud dari walimatus safar selain sebagai momentum bersyukur adalah momentum untuk berpamitan. Yaitu meminta doa restu dan memberikan kabar kepada saudara, sahabat dan tetangga untuk melakukan perjalanan ibadah haji.
Walimatus safar biasa digunakan oleh jamaah haji untuk meminta doa restu agar diberikan kelancaran dan keselamatan saat berangkat, saat di tanah suci sampai kembali lagi pulang ke tanah air dengan menyandang predikat haji yang mabrur dan mabrurah.
Kesimpulan: Acara walimatus safar jamaah haji adalah hukumnya sunnah bukan wajib. Dilaksanakan dengan sederhana dan khidmat sebelum atau sesudah melakukan perjalanan haji.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H