Sejumlah petani padi di Desa Margaasih, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat kembali panen raya, Ahad pagi, (5/5/2024). Sejumlah buruh tani pun ikut berpesta merayakan panen raya dengan ikut bekerja mengarit (memotong) padi, menumpuk dan ngagebug (memipil) padi.
Setelah menunggu kurang lebih 4 bulan atau selama 120 hari para petani di wilayah ini berpesta pora memanen padi yakni masa panen kedua. Dengan mengerahkan masyarakat yang berprofesi sebagai buruh tani, padi yang sudah menguning dan matang sempurna berhasil dipanen bersama.
Sudah berlangsung lama dan menjadi budaya para petani atau pemilik lahan di wilayah ini, tiap musim tanam dan musim panen selalu melakukan kerja bersama-sama dengan masyarakat sekitar guna mengolah lahan pertanian/pesawahan.
Para petani tidak berhenti memberdayakan buruh tani dalam mengolah lahan, mulai membajak, menanam, merawat, memupuk, mengairi hingga pada musim panen seperti sekarang ini, buruh tani oleh pemilik lahan terus diberdayakan.
Musim panen kali ini adalah yang kedua pada musim hujan tahun ini. Sebelumnya para petani di wilayah ini sudah melakukan panen raya pertama yakni sekitar bulan Desember tahun 2023.
Pada musim panen kedua ini, para petani (pemilik lahan) seperti biasa memberdayakan para buruh tani yakni warga sekitar untuk memanen padi yang sudah matang. Para buruh tani di pagi hari sekitar pukul 06.00 sudah mulai turun ke sawah.
Para buruh tani dalam memamen dengan cara dikelompokan dan tiap kelompok sudah diberikan jatah lahan masing-masing. Sehingga dalam bekerja mereka tetap tertib yakni sesuai lahan panen yang telah ditentukan.
Tahapan dalam memanenpun cukup sederhana, yaitu hanya menggunakan sabit atau arit alat untuk memotong padi, bagu atau batangan bambu untuk menggebug (memipil padi), terpal untuk menampung padi dan karung untuk mengangkut padi.
Mengarit atau memotong padi adalah tahapan pertama yang dilakukan para buruh tani saat memanen padi. Mengarit dengan cara maju ke depan sesuai lahan masing-masing. Lalu padi yang sudah di arit kemudian ditumpuk kecil-kecil kira-kira satu rangkulan badan orang dewasa. Setelah itu, padi diangkut dan ditumpuk dalam bentul lingkaran.
Tahapan selanjutnya padi dipipil yakni pemisahan biji padi dengan tangkainya. Setelah itu, padi yang sudah dipipil lalu digelebeg artinya dipisahkan memakai nyiru (sampan) antara padi yang bencing dan kempis.
Setelah proses pemipilan, penapian pemisahan padi, maka proses selanjutnya adalah pengulakan atau penghitungan jumlah hasil panen yang dikerjakan para buruh tani. Pengulakan dilakukan oleh sipemilik lahan atau yang dipercayakannya. Biasanya hasil pengulakan/penghitungan adalah 12 rangtang pemilik 1 rantang untuk buruh tani.