Mohon tunggu...
Jujun Junaedi
Jujun Junaedi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung 31324

Pendidik dan pemerhati lingkungan. Aktif mengedukasi di sekolah berwawasan lingkungan di Kota Bandung sejak 1997

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Setiap Diri adalah Pendidik, Jadilah Pendidik yang Welas Asih

2 Mei 2024   15:01 Diperbarui: 2 Mei 2024   16:48 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Seorang guru sedang mendampingi anak didiknya di salah satu SD di Kota Bandung (Foto: Dok. Pribadi)

Kedua orang tua wajib hukumnya untuk selalu memberikan contoh yang baik bagi anak-anaknya. Bukan hanya memberikan perintah atau intruksi kepada anak dengan aneka larangan dan anjurannya, tapi kedua orang tua harus menjadi contoh teladan san panutan yang baik ditiru anak-anaknya.

Bukan hanya orang tua, yakni Ibu dan Bapak, tapi seorang kakak harus menjadi pendidik kepada adik-adiknya. Seorang kakak harus memberikan contoh teladan yang baik kepada adik-adik yang ada di bawahnya.

Seorang atasan di manapun berada harus menjadi pendidik atau guru kepada anak bawahannya atau anak asuh yang ads di bawahnya. Seorang atasan wajib memiliki kemampuan memimpin dan membina kepada orang-orang yang ada di sekitarnya.

Jadilah Pendidik yang Welas Asih

Jika kita sudah tahu bahwa tiap diri bisa menjadi pendidik maka haruslah menjadi pendidik yang mempunyai tiga semboyan yang disampaikan Ki Hadjar Dewantara yakni, Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani.

Ketiga semboyan atau falsafah pendidikan tersebut bisa diikat dengan istilah pendidikan yang welas asih yaitu pendidikan yang memberikan dan menciptakan rasa kasih sayang. Rasa aman, nyaman, produktif dan terus menumbuhkam produktivitas dan prestasi yang tinggi.

Pola pendidikan yang welas asih adalah seorang pendidik haruslah mengedepankan sifat saling mengasihi dan menyayangi kepada para peserta didiknya. Menyayangi peserta didik yang baik dan lebih dalam daya nalar, juga pendidik harus mengasihi peserta didik yang mempunyai keterbatasan.

Ilustrasi - Guru bersama para anak didiknya pada suatu kegiatan di salah satu SD di Kota Bandung (Foto: Dok. Pribadi)
Ilustrasi - Guru bersama para anak didiknya pada suatu kegiatan di salah satu SD di Kota Bandung (Foto: Dok. Pribadi)
Seorang pendidik yang welas asih akan merangkul dan mengayomi semua peserta didiknya, akan mengayomi anak-anaknya dan akan mengayomi serta melindungi para anak buah bawahan yang ada di sekitarnya.

Patut digaris bawahi seorang pendidik haruslah di hati sanubarinya tertanam sifat kasih (welas) dan sayang (asih) kepasa orang-orang yang ada di sekitarnya, sehingga dengan keberadaannya mampu membuat rasa nyaman aman dan mendatangkan rasa hati yang tentram. Akhirnya setiap apa yang diberikan oleh sang pemberi ilmu maka orang di sekitarnya mudah dalam menerimanya.

Hal ini pula selaras dan sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yakni Allah Swt Sang Maha Pencipta mempunyai sifat Ar Rahman dan Ar Rahim yang mengandung makna Maha Pengasih dan Penyayang bagi makhluknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun