Masuk ke bulan Ramadan umat Islam langsung berburu berbagai kebaikan. Ini pertanda bahwa di bulan Ramadan terdapat banyak keutamaan, diantaranya mendatangkan pahala amal kebajikan yang berlipat ganda.
Keutamaan besar lainnya pada bulan Ramadan adalah terdapat satu malam lebih baik daripada seribu bulan atau pahala kebaikannya setara dengan 83 tahun. Tak ada yang tahu kepada siapa Lailatul Qadar itu diberikan dan kapan tepat dan kapan persisnya Lailatul Qadar datang.
Calon penerima dan kapan datangnya Lailatul Qadar hanya dikabarkan tanda dan kriterianya saja. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi agar setiap diri seorang muslim untuk terus bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah diterima.
Sebagai ungkapan syukur inilah, setiap diri muslim setiap saat tanpa ada batasam waktu terus berusaha memperbaiki diri guna meningkatkan segala amal kebajikan.
Untuk itu, bukanlah prioritas bagi setiap muslim apakah dirinya dapat Lailatul Qadar atau tidak. Tapi yang paling prioritas dan harus diingat yaitu apakah pasca idulfitri prilakunya berubah jadi baik atau tidak dan prilaku baiknya lebih meningkat atau tidak.
Kembali ke nama Lailatul Qadar yang berarti malam kemualiaan, seyogyanya yang mendapat malam kemuliannya itu prilakunya nampak terang dalam kemuliannya. Jauh dari mungkin, bahwa yang dapat Lailatul Qadar hidupnya gelap dari kemuliaan.
Pasca idulfitri orang yang dapat malam kemuliaan akan terlihat prilakunya sangat baik, prilakunya selalu terukur yaitu selalu condong kepada hal-hal yang baik. Sebaliknya, orang yang dapat Lailatul Qadar tidak mungkin dirinya penuh kebohongan dan kemaksiatan.
Prilaku orang yang meraih Lailatul Qadar besar kemungkinan akan selalu mengerjakan amal kebajikan dan terus meningkatka kuantitas dan kualitas amal sholih di hadapan Allah Swt.
Prikaku Lailatul Qadar akan terbawa ke sebelas bulan lainnya di luar Ramadan. Diantaranya adalah akan selalu menjaga ketepatan waktu dalam beribadah salat fardhu. Salat fardhu yang lima waktu akan senantiasa dijaga dengan sangat baik.
Kualitas salat fardhu akan terus terawasi oleh pribadi muslim. Sadar bahwa amal yang pertama kali akan dihisab adalah salat. Jika amal salatnya baik maka baik pulalah amal lainnya, sebaliknya jika amal salatnya jelek atau rusak maka jelek dan rusak pula amal lainnya.
Dengan demikian prilaku orang yang dapat Lailatul Qadar salah satunya nampak terang terlihat pada pelaksanaan salat fardhunya, yaitu mengerkan salat dengan istiqomah penuh ketawaduan.