Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Al Ghifari (Unfari) menerima gelar sarjana pada Ahad, 13 Oktober 2024, di Hotel Harris, Bandung, Jawa Barat. Acara wisuda ke-20 ini diwarnai dengan pidato inspiratif dari pejabat universitas, dan perwakilan pemerintah, yang menekankan pentingnya pembelajaran seumur hidup, inovasi, dan tanggung jawab sosial.
Dalam sambutannya, Rektor Universitas Al Ghifari, Prof. Dr. H. Didin Muhafidin, S.IP, M.Si., mengajak para wisudawan untuk membangun fondasi yang kuat baik dalam ilmu akademis maupun nilai-nilai moral. Ia menekankan pentingnya membaca dan berpikir kritis dalam membentuk pribadi yang berwawasan luas. "Kita tidak hanya harus cerdas, tetapi juga harus memiliki rasa kasih sayang dan empati," kata Prof. Didin Muhafidin.
Lebih lanjut Rektor menyampaikan kepada para lulusan bagaimana untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setidaknya ada empat poin yaitu harus harus bisa mengolah hati, mengolah pikir, mengolah rasa, dan mengolah raga.
Rektor menjelaskan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, wisudawan perlu terus mengolah hati. Olah hati ini mencakup beberapa aspek penting. "Pertama, olah hati. Kita perlu terus belajar dan mendalami ilmu agama, serta menjalankan perintah-perintah agama dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, akhlak mulia. Seperti yang diteladankan oleh Ki Hajar Dewantara, salah satu akhlak mulia yang penting adalah berbakti kepada orang tua. Dukungan orang tua sangat berarti bagi keberhasilan kita," jelasnya
"Selain itu, kita juga harus bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Terakhir, kerja keras adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Intinya, memiliki hati yang baik harus diiringi dengan tindakan nyata, yaitu bekerja keras." tandas Rektor.
Rektor juga mengajak untuk meningkatkan kualitas berpikir, kuncinya harus rajin membaca. Sayangnya, minat baca masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. "Data menunjukkan bahwa hanya 0,01% penduduk Indonesia yang memiliki hobi membaca, dan rata-rata orang Indonesia hanya mampu membaca selama 15 menit. Oleh karena itu, kita harus mulai membiasakan diri untuk membaca, terutama bacaan-bacaan yang bermanfaat," papar Rektor.
Ki Hajar Dewantara, kata Rektor mengajarkan tentang pentingnya olah rasa. Salah satu aspek penting dari olah rasa adalah empati. 'Kita harus mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, tanpa membeda-bedakan siapa pun. Sikap empati ini harus ditunjukkan dalam segala situasi dan kondisi, tanpa mengharapkan imbalan apapun," ungkapnya.
Selain empati, olah rasa juga mencakup kerendahan hati. Rektor mendorong semua Wisudawan harus senantiasa rendah hati dan tidak sombong, baik di lingkungan keluarga, maupun di masyarakat. "Dengan bersikap rendah hati, kita akan lebih mudah menjalin hubungan baik dengan orang lain dan memberikan manfaat bagi sesama," katanya.
Rektor menjelaskan memberikan manfaat kepada orang lain adalah bentuk nyata dari pengamalan olah rasa. "Kita dapat melakukannya dengan berbagai cara, misalnya membantu tetangga yang membutuhkan, ikut serta dalam kegiatan sosial, atau sekadar memberikan senyuman kepada orang lain. Dengan memberikan manfaat, kita tidak hanya membuat orang lain bahagia, tetapi juga akan merasa lebih bahagia dan puas," jelasnya.
Terakhir Rektor menyampaiikan bagaimana pentingnya mengolahraga. Olah raga tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga membentuk karakter. Salah satu karakter penting yang dapat dikembangkan melalui olahraga adalah jiwa sportifitas. "Jiwa sportifitas tercermin dalam sikap menghargai lawan, menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada, serta menjunjung tinggi fair play," ungkapnya.
Acara wisuda tersebut juga menampilkan pidato virtual dari Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang mendorong para wisudawan untuk menekuni kewirausahaan dan memanfaatkan kekuatan teknologi untuk menciptakan bisnis yang inovatif.
Beliau mengajak para wisudawan untuk menjadi wirausahawan yang inovatif di era digital. Dengan memanfaatkan teknologi yang semakin canggih, para lulusan diharapkan dapat menciptakan peluang usaha baru dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.
Tema pembelajaran seumur hidup dan tanggung jawab sosial digaungkan sepanjang acara. Pendiri, Perintis sekaligus Ketua Pembina Yayasan Al Ghifari Drs. H. Sali Iskandar, M.M., menghimbau para wisudawan untuk tidak pernah berhenti belajar dan selalu berusaha memberikan dampak positif bagi masyarakat. "Keberhasilan kalian bukan hanya tentang prestasi pribadi kalian, tetapi juga tentang bagaimana kalian berkontribusi untuk kemajuan masyarakat dan bangsa," katanya.
Ketua Pembina berpesan agar para wisudawan untuk sama-sama berjuang untuk mencapai kesuksesan. Jangan pernah terpaku pada status sosial atau latar belakang ekonomi. "Ingatlah, kesuksesan itu diraih melalui proses yang panjang dan penuh perjuangan," tegasnya.
Lebih lanjut Haji Sali menuturkan bahwa orang sukses adalah mereka yang tidak pernah menyerah, selalu belajar, dan terus berkembang. "Kalian semua memiliki potensi yang luar biasa. Manfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk mengasah kemampuan dan meraih cita-cita," ujarnya.
"Jangan pernah mengeluh atas keadaan. Justru jadikan tantangan sebagai motivasi untuk bangkit dan menjadi lebih baik. Ingat, orang sukses adalah mereka yang mampu berdiri di atas kakinya sendiri," ujarnya lagi.
Ketua Pembina mengajak para wisudawan bersama-sama bertekad untuk mencapai kesuksesan di tahun 2045. "Teruslah berkarya dan berinovasi di bidang masing-masing. Jadilah individu yang mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat," ungkapnya.
Sementara itu, Kepala LLDikti  Wilayah IV Jabar Banten, yang diwakili oleh Hedi, S.Si. M.AP mengucapkan selamat kepada seluruh wisudawan. "Selamat kepada para wisudawan sekalian! Kalian telah berhasil menyelesaikan studi di tengah berbagai tantangan, termasuk pandemi Covid-19. Prestasi ini patut diapresiasi karena membuktikan bahwa kalian adalah generasi yang berkualitas dan tangguh," ungkapnya.
Beliau menjelaskan pandemi telah mengajarkan banyak hal, termasuk pentingnya adaptasi terhadap perubahan. Universitas Al Ghifari pun demikian. "Meski sempat terkendala, Unfari berhasil bertahan dan terus berinovasi. Kehadiran teknologi seperti Zoom dan aplikasi pembelajaran lainnya telah memperkaya pengalaman belajar kita," ujarnya.
"Mari kita manfaatkan momentum ini untuk terus berkarya dan berinovasi. Dunia menanti kontribusi kalian. Dengan bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki, saya yakin kalian akan mampu membawa perubahan positif bagi masyarakat," ungkap Hedi kembali.
Hedi berharap, di tahun 2045, semua dapat menyaksikan kesuksesan para lulusan Unfari dalam berbagai bidang. "Jadilah generasi yang membanggakan bangsa." ucapnya.
Dalam acara itu juga digelar pembekalan, oleh Prof Dr H Â Muhammad Adlin Sila, M.A, Ph.D., Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Kemendikbud Ristek
Prof Adlin mengajak para lulusan untuk berani bermimpi. "Bermimpi itu gratis dan tidak ada larangannya. Lihatlah, para pemimpin besar seperti rektor universitas dan pendiri perusahaan raksasa seperti Google, semuanya berawal dari sebuah mimpi. Google, yang kita gunakan setiap hari untuk mencari informasi, adalah hasil dari sebuah penelitian yang diawali dari sebuah mimpi," jelas Prof Adlin.
Begitu pula dengan Gojek. Awalnya, Gojek hanyalah sebuah ide sederhana yang kemudian menjadi startup nomor satu di Asia. Bayangkan, hanya dengan sebuah aplikasi, mereka mampu menciptakan layanan transportasi yang begitu besar.
"Mimpi akan tetap menjadi mimpi jika kita tidak berusaha mewujudkannya. Untuk mengubah mimpi menjadi kenyataan, kita perlu bertindak. Usaha keras, kerja cerdas, dan konsistensi adalah kunci keberhasilan. Jadi, jangan ragu untuk bermimpi setinggi langit dan bekerja keras untuk mencapainya."jelas dan tegas Prof Adlin di hadapan wisudawan.
Kegiatan wisuda dihadiri langsung oleh Ketua Pengurus Yayasan Al Ghifari, Dr. H. Tom Maskun, M.Pd, beserta jajaran, para wakil Ketua Pembina Yayasan Al Ghifari, Ketua Pengawas Yayasan Al Ghifari dan sejumlah tamu undangan.
Sebelum prosesi pelantikan, dan penyerahan ijazah kepada wisudawan, digelar prosesi upacara adat oleh bengkel seni Universitas Al Ghifari di bawah binaan Lembaga Kebudayaan Yayasan Al Ghifari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H