Mohon tunggu...
Jujun Junaedi 1
Jujun Junaedi 1 Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Pendidik dari Bandung

Apabila engkau telah selesai dari sesuatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain (QS 94:7)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wisuda ke-20: Universitas Al Ghifari Dorong Lulusan Berinovasi dan Bersikap Kasih Sayang

13 Oktober 2024   18:39 Diperbarui: 13 Oktober 2024   18:51 666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dr. Tom Maskun Ketua Pengurus Yayasan Al Ghifari (3 dari kanan) dan Prof. Dr. Didin Muhafidin, Rektor Unfari (4 dari kiri) usai upacara adat | Dokpri

Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Al Ghifari (Unfari) menerima gelar sarjana pada Ahad, 13 Oktober 2024, di Hotel Harris, Bandung, Jawa Barat. Acara wisuda ke-20 ini diwarnai dengan pidato inspiratif dari pejabat universitas, dan perwakilan pemerintah, yang menekankan pentingnya pembelajaran seumur hidup, inovasi, dan tanggung jawab sosial.

Dalam sambutannya, Rektor Universitas Al Ghifari, Prof. Dr. H. Didin Muhafidin, S.IP, M.Si., mengajak para wisudawan untuk membangun fondasi yang kuat baik dalam ilmu akademis maupun nilai-nilai moral. Ia menekankan pentingnya membaca dan berpikir kritis dalam membentuk pribadi yang berwawasan luas. "Kita tidak hanya harus cerdas, tetapi juga harus memiliki rasa kasih sayang dan empati," kata Prof. Didin Muhafidin.

Lebih lanjut Rektor menyampaikan kepada para lulusan bagaimana untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setidaknya ada empat poin yaitu harus harus bisa mengolah hati, mengolah pikir, mengolah rasa, dan mengolah raga.

Rektor menjelaskan untuk menjadi pribadi yang lebih baik, wisudawan perlu terus mengolah hati. Olah hati ini mencakup beberapa aspek penting. "Pertama, olah hati. Kita perlu terus belajar dan mendalami ilmu agama, serta menjalankan perintah-perintah agama dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, akhlak mulia. Seperti yang diteladankan oleh Ki Hajar Dewantara, salah satu akhlak mulia yang penting adalah berbakti kepada orang tua. Dukungan orang tua sangat berarti bagi keberhasilan kita," jelasnya

"Selain itu, kita juga harus bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan. Terakhir, kerja keras adalah kunci untuk mencapai kesuksesan. Intinya, memiliki hati yang baik harus diiringi dengan tindakan nyata, yaitu bekerja keras." tandas Rektor.

Rektor juga mengajak untuk meningkatkan kualitas berpikir, kuncinya harus rajin membaca. Sayangnya, minat baca masyarakat Indonesia saat ini masih sangat rendah. "Data menunjukkan bahwa hanya 0,01% penduduk Indonesia yang memiliki hobi membaca, dan rata-rata orang Indonesia hanya mampu membaca selama 15 menit. Oleh karena itu, kita harus mulai membiasakan diri untuk membaca, terutama bacaan-bacaan yang bermanfaat," papar Rektor.

Ki Hajar Dewantara, kata Rektor mengajarkan tentang pentingnya olah rasa. Salah satu aspek penting dari olah rasa adalah empati. 'Kita harus mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain, tanpa membeda-bedakan siapa pun. Sikap empati ini harus ditunjukkan dalam segala situasi dan kondisi, tanpa mengharapkan imbalan apapun," ungkapnya.

Selain empati, olah rasa juga mencakup kerendahan hati. Rektor mendorong semua Wisudawan harus senantiasa rendah hati dan tidak sombong, baik di lingkungan keluarga, maupun di masyarakat. "Dengan bersikap rendah hati, kita akan lebih mudah menjalin hubungan baik dengan orang lain dan memberikan manfaat bagi sesama," katanya.

Rektor menjelaskan memberikan manfaat kepada orang lain adalah bentuk nyata dari pengamalan olah rasa. "Kita dapat melakukannya dengan berbagai cara, misalnya membantu tetangga yang membutuhkan, ikut serta dalam kegiatan sosial, atau sekadar memberikan senyuman kepada orang lain. Dengan memberikan manfaat, kita tidak hanya membuat orang lain bahagia, tetapi juga akan merasa lebih bahagia dan puas," jelasnya.

Terakhir Rektor menyampaiikan bagaimana pentingnya mengolahraga. Olah raga tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga membentuk karakter. Salah satu karakter penting yang dapat dikembangkan melalui olahraga adalah jiwa sportifitas. "Jiwa sportifitas tercermin dalam sikap menghargai lawan, menerima kemenangan dan kekalahan dengan lapang dada, serta menjunjung tinggi fair play," ungkapnya.

Acara wisuda tersebut juga menampilkan pidato virtual dari Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yang mendorong para wisudawan untuk menekuni kewirausahaan dan memanfaatkan kekuatan teknologi untuk menciptakan bisnis yang inovatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun