Tapi sayang, tidak sedikit para politisi dalam meraup keinginannya tidak memperhatikan cara-cara yang baik, cara-cara yang dibenarkan oleh agama dan hukum negara yang ada. Mereka melakukan praktik-praktik kotor, seperti mencela, menyogok calon pemilih, dan lain sebagainya.
Maka tidak heran disaat nanti mereka berkuasa, tidak sedikit akan melakukan praktik-praktik kotor seperti sewenang-wenangan dalam membuat kebijakan dan berbuat korup alias akan melalukan kedzoliman untuk rakyat yang dipimpinnya. Naudzubillah.
Jadi, momen Ramadhan tahun ini harus dijadikan saat yang tepat untuk introspeksi diri dan merenung apakah perbuatan selama ini sudah benar atau salah.
Pada Ramadhan hendaklah setiap diri yang beriman untuk berpuasa syahwat kekuasaan. Â Harus berani berhenti agar syahwat kekuasaan tidak menguasai diri. Harus diingat bahwa setiap kekuasaan ada batas waktunya dan suatu saat akan berhenti. Kemuadian yang pasti, bahwa kekuasaan akan dimintai pertanggung jawaban, baik di dunia ataupun akhirat.
Maka, puasalah dari syahwat kekuasaan! puasa kekuasaan bukanlah di bulan Ramadhan saja, tapi harus berpuasa di bulan-bulan lainnya. Jadikan momen Ramadhan saat yang tepat untuk mengawali puasa syahwat kekuasaan. Wallahualam bishawab.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H