Mohon tunggu...
Jumari (Djoem)
Jumari (Djoem) Mohon Tunggu... Seniman - Obah mamah

Hidup bergerak, meski sekedar di duduk bersila.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Serpihan Jiwa (1)

14 Februari 2012   11:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:40 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

----- Lama tak ada jawaban dari Abimanyu. Tampak keraguan terbersit di raut wajahnya. Dualitas menggerogoti jiwanya. Antara jujur dan tak jujur. Meskipun demikian, semua tertutup rapi oleh tampilan senyum menawannya. Sementara Utaripun terus memandang dan berharap jawaban dari pertanyaannya-----

"Kenapa kamu tanyakan itu?"

"Dalam urusan kewanitaan aku lebih paham. Tak harus kujawab kenapa kan?"

Semakin bingung hati Abimanyu, jujur dan tidak. Perlu pemikiran panjang, namun karena desakan Utari akhirnya diapun berbohong.

"Haruskah kujawab?"

"Sudah kubilang tadi."

"Aku belum punya istri."

"Wajahmu tampak ragu, meskipun senyumu menggodaku. Jujurlah."

"Apa perlu aku sumpah?"

"Aku tak butuh sumpah, tapi kejujuran."

"Baiklah, aku tahu kamu ragu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun