----- Lama tak ada jawaban dari Abimanyu. Tampak keraguan terbersit di raut wajahnya. Dualitas menggerogoti jiwanya. Antara jujur dan tak jujur. Meskipun demikian, semua tertutup rapi oleh tampilan senyum menawannya. Sementara Utaripun terus memandang dan berharap jawaban dari pertanyaannya-----
"Kenapa kamu tanyakan itu?"
"Dalam urusan kewanitaan aku lebih paham. Tak harus kujawab kenapa kan?"
Semakin bingung hati Abimanyu, jujur dan tidak. Perlu pemikiran panjang, namun karena desakan Utari akhirnya diapun berbohong.
"Haruskah kujawab?"
"Sudah kubilang tadi."
"Aku belum punya istri."
"Wajahmu tampak ragu, meskipun senyumu menggodaku. Jujurlah."
"Apa perlu aku sumpah?"
"Aku tak butuh sumpah, tapi kejujuran."
"Baiklah, aku tahu kamu ragu."