seumpama hembusan angin malam yang bersanding dengan gerimis.
Ternyata,
Sambutan hangatku Tak bisa menjaga senyummu.
Rongga dadaku tak bisa menyimpan bahagiamu.
Pundakku tak kuat memikul banggganmu.
Semua luluh lantak,
hancur meluruh waktu demi waktu.
Sampai mata ini tak sanggup tuk memandang harapmu.
Hati ini tak kuasa bahkan hanya untuk menimbang rasamu.
Aku tertunduk malu kala ku tahu ku tak mampu menggenggan harapmu,Â
titipan kemenanganmu tak mampu ku jaga dengan baik, hingga tak hebat lagi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!