Untukmu pejuang kemerdekaan (2)
Senyum kemenanganmu kusambut dengan hangat.
Rasa bahagiamu
Ku peluk erat dalam rongga dadaku
Kebanggaanmu
Ku letakkan dipundakku.
Kau begitu berharap padaku.
Tapi,
Pada saat ini
Air mata ini mengalir lirih,
seumpama hembusan angin malam yang bersanding dengan gerimis.
Ternyata,
Sambutan hangatku Tak bisa menjaga senyummu.
Rongga dadaku tak bisa menyimpan bahagiamu.
Pundakku tak kuat memikul banggganmu.
Semua luluh lantak,
hancur meluruh waktu demi waktu.
Sampai mata ini tak sanggup tuk memandang harapmu.
Hati ini tak kuasa bahkan hanya untuk menimbang rasamu.
Aku tertunduk malu kala ku tahu ku tak mampu menggenggan harapmu,Â
titipan kemenanganmu tak mampu ku jaga dengan baik, hingga tak hebat lagi.
Karena sifat kekanak-kanakanku akan dunia ini.
Dan,
jiwa ini seakan hilang percaya.
Mulut ini tak sanggup mengatakan meski itu hanya kata maaf,
aku tak pantas maafmu
Aku tiada hak akan ibamu,
karena hianatku akan amanahmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI