Kau bilang "perutku sakit"
Dan kau pun memaki makananku.
Aku pun tetap diam.
Ku tahan api yang meletup-letup di dadaku.
Apapun yang kau lakukan.
Apapun yang kau katakan.
Dan apapun yang ku rasakan.
Ku bertahan.
Dan kupilih sabar.
Ketika kujadikan sabar sebagai pilihan.
Aku merasakan halaman yang kau kotori berubah menjadi begitu indah.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!