Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Setelah Suram Hadirlah Rona

5 Mei 2023   15:02 Diperbarui: 5 Mei 2023   15:08 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bergeliat awan hitam di pandanganku.

Merona pipi langit tuk menghiburku.

Agar kuabaikan awan.

Dan tertumpah hanya pada pipi langit yang merona.

Merona bersama pancaran cahaya keemas-emasan.

Berkilau menghiasi hari.

Hari yang seakan menerjangku hingga sesak dadaku.

Kenapa meati dibalik cahaya ada awan hitam.

Kenapa mesti dianatar rona memerah ada susdut-sudut temaran.

Kenapa mesti dia singgah tanpa ada  rasa bersalah.

Ku meronta menolak namun ia tetap diam enggan pergi.

Diapun akhirnya berbicara begitu manis.

Kenapa ada cahaya.

Cahaya indah keemasan.

Kenapa ada rona yang menawan.

Itu ada karena ada aku.

Cahaya datang setelah gelap.

Rona datang setelah suram.

Dan kilau keemasan pun hadir.

Setelah berlalu kekusaman.

Bisakah kau memahami?

Aku terpana mendengarnya.

Yah aku harus mampu belajar memahami.

Memahami hakikat hidup.

Memahami arti sebuah perjuangan.

Dan....

Memahami arti sebuah pencapaian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun