Mohon tunggu...
juju juriyah
juju juriyah Mohon Tunggu... Guru - Penulis sastra dan nonsastra, guru man 3 Cirebon peraih juara menulis tingkat internasional maupun nasional.

Hobi menulis sebagai tempat untuk berbagi dan tempat mengungkapkan ide/gagasan/pendapat dan perasaan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terkecewakan

11 November 2022   21:10 Diperbarui: 11 November 2022   21:23 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu kesan tetap ada.

Di balik rerumputan atau pun ilalang.

Tersembunyi di riuhnya angin menghempas daun.

Dan akhirnya terbuang ke tanah dan sampai kapan kan terkuak.

Hingga masih pantaskah dijadikan sebuah impian.

Sesak tak dapat dihindar.

Sakit tak bisa di ingkar.

Kala kecewa melingkar.

Di kalbu yang tertinggal.

Terlempar dan terpapar.

Di luar batas nalar.

Aku bukan emas juga bukan berlian.

Mungkin adaku ba' batu yang perlu digosok hingga mengkilap.

Tapi guratan tanda di dalamnya mengikrarkan suatu keyakinan.

akan nalar yang masih bisa berlayar di atas lautan.

dan ia pun masih bisa terbang di atas awan.

Kilau matahari pagi, mengabaikanku akan hangatnya.

Sehingga aku merasa bara panas sinar siangnya.

Kini kabut senja yang mengiringiku menghimpit dibalik isak yang terhempas.

Berduri batang kemayup senja membentang.

Dan tetap tergenggam di tangan yang legam.

Dan pada ahirnya tenggelam dalam duka yang kelam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun