Pesantren tidak hanya sebagai tempat pendidikan agama tradisional, tetapi juga pusat pengembangan keilmuan modern yang relevan dengan perkembangan zaman. Silaturahim antara santri dan perguruan tinggi merupakan jembatan untuk melahirkan generasi yang mampu berpikir kritis, reflektif, dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa.
Dalam acara ini, saya memperoleh pemahaman baru bahwa tipologi pesantren kini tidak terbatas pada khalafiah (modern) dan salafiah (tradisional). Dengan perkembangan zaman, muncul kajian keislaman di ruang maya, termasuk "pesantren virtual" yang tidak memerlukan tempat fisik.Â
Meski ruang virtual berkembang pesat, ada pilar-pilar yang tak bisa digantikan, seperti akhlakul karimah dan pengembangan keilmuan keislaman klasik dan kontemporer. Oleh karena itu, santri perlu memperkuat dua hal penting: kerja konsumsi (meningkatkan kemampuan membaca) dan kerja produksi (memperbanyak karya tulis).Â
Langkah pertama adalah berpikir fokus, mendalam, dan reflektif untuk melawan budaya yang tidak mendukung literasi di pesantren. Pemikiran santri harus inklusif dan tidak terpengaruh oleh apa yang dibaca, sebagaimana dicontohkan Gus Dur yang membaca Das Kapital namun tetap teguh pada prinsip-prinsip keislamannya.
Sebagai penutup, seminar ini tidak hanya menegaskan peran penting pesantren dalam penguatan literasi, tetapi juga menunjukkan bagaimana pesantren beradaptasi dengan perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri. Kolaborasi antara pesantren dan perguruan tinggi membuka peluang bagi santri untuk tidak hanya mempertahankan nilai-nilai tradisional, tetapi juga berkontribusi dalam konteks ilmu pengetahuan yang lebih luas.Â
Dengan pendekatan yang inklusif dan reflektif, santri diharapkan dapat mengintegrasikan pengetahuan modern dengan keilmuan keislaman, membentuk generasi yang cerdas, kritis, dan berkontribusi nyata bagi kemajuan bangsa. Semoga acara ini menjadi langkah awal untuk terus memperkuat sinergi antara pesantren dan dunia akademik dalam membangun masa depan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H