1.Konteks Ruang (Spatial Context)
Lingkungan fisik tempat komunikasi terjadi dapat memengaruhi proses dan efektivitasnya. Misalnya, dalam ruang besar atau bising, pesan mungkin perlu disampaikan dengan volume yang lebih tinggi atau menggunakan alat bantu seperti mikrofon. Tata letak ruangan dapat memengaruhi interaksi antarpeserta. Misalnya, ruangan rapat yang disusun dalam bentuk lingkaran dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan peserta.
2.Konteks Waktu (Temporal Context)
Pemahaman terhadap waktu sangat penting. Hal ini melibatkan kesadaran tentang waktu yang dijadwalkan untuk komunikasi dan kesiapan peserta. Misalnya, menghormati waktu janji atau memastikan bahwa pertemuan berjalan sesuai jadwal. Kecepatan komunikasi dapat bervariasi tergantung pada konteks waktu. Misalnya, komunikasi dalam situasi darurat membutuhkan respons cepat, sementara diskusi strategis mungkin memerlukan pertimbangan yang lebih panjang.
6.Melibatkan Peserta Komunikasi
Prinsip komunikasi yang melibatkan semua peserta dikenal sebagai prinsip inklusivitas atau prinsip partisipatif. Prinsip ini menyoroti pentingnya memastikan bahwa semua peserta dalam suatu interaksi atau proses komunikasi memiliki peluang untuk berkontribusi, berpartisipasi, dan merasa dihargai. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai prinsip komunikasi ini:
1.Setara dan Tanpa Diskriminasi
Prinsip inklusivitas menekankan bahwa semua peserta dalam komunikasi harus diperlakukan dengan setara dan tanpa diskriminasi. Hal ini mencakup pengakuan terhadap keberagaman latar belakang, pendapat, dan karakteristik peserta.
2.Pemberdayaan (Empowerment)
 Komunikasi inklusif bertujuan untuk memberdayakan peserta, memberikan mereka ruang untuk berbicara, menyampaikan ide, dan berkontribusi. Ini menciptakan lingkungan di mana setiap peserta merasa memiliki peran yang penting.
3.Pendengaran Aktif (Active Listening)