Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Kisah dari Selembar Peyek Kacang

25 Juni 2022   08:12 Diperbarui: 25 Juni 2022   08:15 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar ; kompas.com

Selanjutnya kita analisa kisah dibalik peyek dengan kacang ukuran kecil-kecil. Saya pikir, ini pilihan realistis para pelaku usaha pembuat peyek. Karena lebih mudah, praktis dan hemat. Tidak perlu memikirkan potongan-potongan yang presisi. Tergantung pada keberuntungan kacang dihantam pisau pemotong daging. Tolong tidak usah dibahas soal pisau pemotong daging ya.

Bahkan ketika memotong-motong kacang, bisa sambil melampiaskan kekesalan. Koreksian belum selesai, kalau pemilik usahanya seorang guru atau mungkin gara-gara sertifikasi yang sudah harusnya cair tapi malah masih membeku.

Bisa menolong batin yang meronta, sejenak menjadi lega. Tapi bisa juga bahaya, bukan hanya kacang yang  hancur lebur tapi talenannya juga . Bukan peyek kacang nanti jadinya, tapi peyek serbuk kacang dan sedikit kayu talenan. Anggap saja sebagai pembeda rasa, yang membuat peyek kacangnya memiliki ciri khas.

..

Terakhir, bahasannya soal peyek kacang yang potongan kacangnya random. Ini pasti home industry yang merupakan bisnis sampingan. Dikerjakan selepas pekerjaan utama selesai. Kadang saat memotong kacang, konsentrasi dan tenaganya sudah tidak maksimal. Dikerjakan lelah, tidak dikerjakan sayang, ada peluang cuan di bisnisnya. Sehingga meski lelah, ngantuk tetap dikerjakan. Masih syukur jika bentuknya saja yang tak beraturan, kadang malah tidak ada potongan yang dihasilkan, karena tertidur di depan potongan kacang.

Saat menikmati peyek kacang, semestinya jangan hanya soal renyah dan enaknya belaka, tetapi juga kisah dibaliknya. Pasti akan semakin nikmat. Tetapi sebenarnya, meski menulis kisah ini, saya bukanlah penikmat lembaran-lembaran peyek kacang. Saya lebih suka remukannya, karena selalu diberi gratis oleh penjualnya. Kriuknya benar-benar istimewa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun