Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tips Menjadi Guru Belajar Jarak Jauh bagi Anak Usia Dini

10 Juni 2021   07:02 Diperbarui: 13 Juni 2021   07:56 453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut  juga dapat menjadi dasar bagi pengelompokan anak, namun meskipun demikian anak-anak memiliki kecenderungan yang sama, yaitu menanggapi tantangan. Sehingga membuat, menyiapkan, dan menampilkan materi-materi dalam bentuk permainan yang menantang sangat dianjurkan.

Lantas apa yang perlu diperhatikan dalam menyajikan hal tersebut, seperti karakteristik dasar game bahwa materi yang interaktif tersebut harus dibuat menggunakan pola tersebut, yaitu sederhana, interaktif, mudah digunakan dan berjenjang tingkat kesulitannya, dari yang termudah hingga yang tersulit. Ketika sejak diawal anak tidak mampu menyelesaikan tantangan, maka akan sangat berpengaruh pada mood belajar selanjutnya.

Lebih seru belajar bersama teman

Jika diawal saya sudah sampaikan bahwa pembelajaran anak usia dini  membutuhkan sentuhan personal, itu bukan berarti anak tidak membutuhkan interaksi dengan teman sebayanya. Pengelompokan anak berdasarkan minat, tingkat kemampuan dan gaya belajar di atas membuka ruang bagi anak-anak untuk tetap bermain satu dengan lainnya. Celotehan satu anak yang ditanggapi anak lain membuat suasana belajar terdengar lebih hidup.

Untuk menampah gairah, perlu juga disajikan materi yang mendorong satu dengan lainnya saling berlomba, namun juga jangan dilupakan materi yang memungkinkan mereka saling bekerjasama. Sehinngga anak-anak tersebut mendapatkan pengalaman belajar asik bersama teman. Ini akan sangat melatih mereka membebaskan diri dari isolasi komunikasi di era pandemi , selain itu juga membantu proses sosialisasi.

Sabar dan Toleran serta dapat memaklumi berbagai keadaan

Hal terakhir pada tulisan ini yang tidak boleh diabaikan adalah faktor kesabaran dan sikap toleran pengajar dalam menemukan berbagai kendala di lapangan. Ada begitu banyak situasi yang menantang menurut saya dan itu benar-benar menguji hal tersebut. Mulai dari persoalan-persoalan teknis hingga ke persoalan lain yang kadang diluar dugaan.

Misal lagi asik mengajar ada tukang tahu bolat lewat depan rumah lalu mangkal di depan tidak bergeser, ini memancing anak-anak dilayar tertawa dan membuyarkan semua persiapan yang dibuat, jika kesabaran dan sikap toleran tidak dimiliki oleh pengajar pjj.

....

Saya yakin masih ada banyak hal yang dapat ditambahkan sebagai tips disini, namun karena keterbatan penulis, hanya beberapa tips ini yang dapat disampaikan. Tetapi tidak menutup kemungkinan untuk masukan lainnya dan juga saran. Semoga tips ini bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun