Mohon tunggu...
Julius Deliawan
Julius Deliawan Mohon Tunggu... Guru - https://www.instagram.com/juliusdeliawan/

Guru yang belajar dan mengajar menulis. Email : juliusdeliawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Memberi Efek "Wow" Pada Saat Mengajar

10 Juli 2018   08:00 Diperbarui: 11 Juli 2018   07:15 2542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut saya, membuat siswa fokus dan konsentrasi belakangan ini agak sulit. Selain ada begitu banyak hal lain jika saya menggunakan ukuran-ukuran yang biasa digunakan. Tetapi suka atau tidak, inilah yang mesti diselesaikan guru era milenial. Ada atau tidak ilmunya sewaktu kuliah dulu.

Sewaktu membimbing calon guru, saya bilang; ibu perlu menambahkan efek" wow" pada saat mengajar. Kata ini pernah saya denger dari Agnez Mo saat menjuri di kontes menyanyi di salah satu stasiun TV. Dia bilang, suaranya ok, pilihan lagunya bagus, musiknya keren, tapi masih ada yang kurang, yaitu efek  "wow". Sulit memberi penjelasan gamblang yang mendefinisi kata ini. Tapi sangat bisa dirasakan.

Mengajar saya rasa kok juga perlu hal-hal seperti itu. Tidak perlu mencari hal-hal spektakuler, tetapi hal-hal sederhana unik yang melingkupi materi. Ini menjadi menarik dan memancing perhatian, karena siswa belum pernah dengar sebelumnya. Tidak banyak juga disajikan di internet. Tetapi bukan berarti tidak ada.

Saya senang ketika calon guru tersebut berhasil menanggapi tantangan saya. Pada saat membahas materi perihal proklamasi, beliau membahas bagaimana proklamasi itu disebarluaskan. Dan penggunaan istilah "boeng ajo boeng" yang digunakan Chairil Anwar untuk gambar posternya Affandi yang mengobarkan semangat perjuangan.

sumber foto dokumen oleh Dgi.or.id
sumber foto dokumen oleh Dgi.or.id
Konon  kabarnya, Chairil Anwar tiba-tiba ngeh dengan kata tersebut ketika melintas di daerah Senen. Para perempuan malam  merayu pelanggannya menggunakan kata itu. Bukan soal ide kata itu berasal dari mana, tetapi bagaimana kata itu mampu mengajak dan mengobarkan semangat perjuangan. (bisa dilihat disini).

Sederhana, tetapi menarik. Bukan esensi, hanya pernik. Namun membuat esensi semakin mudah dipahami. Semoga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun