Tiga hari di atas Tampomas II, membuat kekeluargaan semakin terbangun, kebersamaan terajut. Semua sama. Semua adalah saudara. Itulah yang dialami Narti dan Hartono. Saat mereka meninggalkan Solo, ada keraguan untuk melangkah. Di Sumatera tak ada saudara, pada siapa mereka berharap pertolongan. Namun kini, keraguan itu mulai sirna. Penderitaan dan harapan telah menyatukan mereka menjadi sebuah keluarga besar, keluarga para transmigran.
Matahari semburat menampakkan sinarnya dari balik lautan, cahayanya kuning menyilaukan. Di sisi yang lain, gundukan hijau mulai tampak dikejauhan, sepertinya kapal telah merapat ketepian setelah tiga hari menyusuri lautan lepas. Sosok bangunan seperti jembatan mulai tampak, disekelilingnya bangunan-bangunan kokoh, menandakan ada kehidupan di tempat itu. Belawan, tempat yang akhirnya mengantarkan para transmigran menapaki daratan, yang barangkali selamanya akan mereka tempati, tanah impian; Â Sumatera.
 Â
[1] 'Mbak, silahkan menunggu suaminya saja'
[2] Menikahkan anaknya
(Penggalan kisah dari rencana sebuah novel)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H