Mohon tunggu...
Jucky Antik
Jucky Antik Mohon Tunggu... -

aku adalah manusia bebas. Bebas dalam beragama, bebas dalam berfikir, bebas dalam berlaku, dan bebas dalam berekspresi.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Semacam Rindu pada Senyum Seseorang

23 Maret 2014   19:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:35 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

: Bulan Keheningan : 27 01 2014
25 Januari 2014, seorang ustad senior yang meninggal dunia. KH Mudhawwir, salah satu ustad yang juga 'morok' kitab kuning di bulan puasa di PP Nurul Jadid. Beliau wafat dan hujan turun seharian. 27 Januari 2014, buyut lakiku dipanggil Sang Maha Hidup. H Malik, Byut Ndi, begitu aku menyapanya. Lelaki yang penyabar. Januari menangis.
Allahummaghfirlahum wa'afihi wa'fu'anhum... Amin.

"Bismillah" 27 01 14
Bahkan bunga indah pun bisa layu bila lama tak disiram.
***
Malah kau sendiri yang menyiraminya dengan senyuman.
Senyuman singkat (dan hangat) yang tak lebih dari sepuluh detik. Ibaratnya bukan lagi seperti tanaman bunga, tapi seperti api mungil yang tersiram setumpah bensin. Membakar. Meliuk-liuk. Menjalar. Membara. Jadi takut aku mendengar namamu. Semoga aku tak bercerita tentangmu. Jika tidak, bergetarlah dadaku. Tersulut api mungil yang tersiram setumpah bensin.
***
Ada rindu yang disembunyikan
seperti semacam karang dihempas ombak;
Diam, kokoh tak tertandingi. Keras, tegar tak terperdaya waktu. Bingung, mengapa ada rindu yang tertahan. Rindu, mengapa masih tertanam keras dalam diam.
***
Jika telah datang waktuku padamu, cukuplah kau peluk aku dengan senyummu
***
Sayangnya kau seperti... sosok yang ada di imajinasi (?)

: Untukmu, manusia. : 28 01 14
Jika belum dekat betul dengan seseorang lebih baik bersikap sopan, daripada bersikap sok akrab dengan mencaci atau sekadar mengejek. Karena tidak ada yang tahu maksudmu: untuk lebih mengakrabkan atau untuk mencela.
nb. based on true story

FEBRUARI

Aturan pertama dalam (organisasi) hidup. Berjanjilah dengan janji yang bisa ditepati. 03 02 2014

: Baiklah, selamat jalan! : 15 02 2014
Kau yang selamat aku yang jalan, di jalan tak ada ujung, kata Mochtar Lubis.
Setidaknya aku sudah mampir di kedai di pinggir jalan itu untuk sekadar menyeduh kopi hitam pahit. Kini aku jalan lagi, dengan sebatang rokok di sela jemari. Bismillah, selamat jalan!

Dan memang benar adanya. Bahwa museum itu menyediakan banyak hal menarik. Menebar banyak keindahan di dinding-dindingnya. Wajahnya seperti lukisan, tertata dan rapi. Bahkan cara tertawanya saja seperti diukir. Perpaduan itu semua berbuah pada satu kata: menarik. 20 02 2014

: 22 02 2014 :

"Yang paling banyak menjerumuskan manusia ke dalam neraka adalah mulut dan kemaluan" Muhammad saw

: Kerjasama Tim : 23 02 2014
Kalau melakukan kesepakatan secara setengah-setengah, antara orang yang belum memilki rasa saling percaya tidak akan terlahir kerjasama yang baik. tapi sebaliknya malah menimbulkan rasa gelisah dan saling curiga. orang yang sedang diliputi rasa curiga, tidak akan bisa mengeluarkan kemampuannya dengan maksimal dan malah akan menghancurkan diri sendiri. daripada bekerja kelompok tanpa didasari saling percaya lebih baik bekerja sendiri-sendiri.
Hunter x hunter, 25, 1-3

: Nilai Ketidakpercayaan : 26 02 2014
Aku sungguh bingung pada orang-orang yang berpikiran kolot dalam memahami peraturan (hukum). Hukum itu ada karena ada hal yang diinginkan atau hal yang tak diinginkan. Kalau tujuan hukum itu terlaksana, (menurutku) tentulah boleh meninggalkan hukum itu. *dalam catatan, di sini bukan hukum Tuhan yang universal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun