Mohon tunggu...
JUBAEDAH HARYANI
JUBAEDAH HARYANI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan jurnalis di industri media

Penulis eksploratif, inovatif, dan terbuka untuk ide-ide baru

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Anak Pertama dan Beban yang Dipikulnya: Fakta-Fakta yang Jarang Diketahui!

25 Agustus 2024   15:25 Diperbarui: 25 Agustus 2024   15:31 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini, kita akan membahas topik yang sering menjadi pembicaraan hangat di banyak keluarga tentang anak pertama dan beban yang dipikulnya. Apa sebenarnya yang dirasakan oleh mereka yang menjadi anak sulung?

Mengapa sering kali mereka merasa seolah-olah memikul banyak beban dan tanggung jawab di pundaknya? Banyak orang berpikir bahwa menjadi anak pertama adalah suatu kehormatan karena kamu adalah "pionir" dalam keluarga, menjadi contoh bagi adik-adikmu dan sering dianggap lebih dewasa.

Namun, ada juga sisi lain yang jarang dibicarakan. Menjadi anak pertama bukanlah tugas yang mudah. Terkadang, kamu mungkin merasa sendirian dengan semua tanggung jawab dan harapan yang dibebankan padamu.

Berikut adalah beberapa fakta yang jarang diketahui orang lain dan sering dirasakan oleh anak pertama:

1. Mengurus dan menjaga adik-adik

Sejak dini, anak pertama sering diandalkan untuk mengurus dan menjaga adik-adiknya. Tugas ini mencakup berbagai hal, mulai dari memastikan adik-adik makan tepat waktu, mengantar jemput sekolah, hingga membantu mereka mengerjakan PR.

Peran ini bisa menjadi cukup berat karena harus seimbang antara menjadi “kakak” dan pengasuh. Di sisi lain, ada juga anak pertama yang bersikap masa bodoh dan hanya memikirkan kepentingan dirinya sendiri.

2. Tekanan untuk menjadi contoh yang baik

Sebagai anak pertama, ada harapan besar untuk menjadi teladan bagi adik-adik. Orangtua sering kali berharap anak pertama bisa menjadi panutan, baik dalam hal akademis, moral, maupun etika.

Beban ini bisa menjadi tekanan psikologis yang besar, terutama ketika mereka merasa tidak bisa memenuhi ekspektasi tersebut. Akibatnya, mereka mungkin merasa tertekan, cemas atau bahkan mengalami kelelahan emosional.

Beban ini dapat memengaruhi kesehatan mental mereka, menyebabkan stres dan tekanan, terutama jika mereka merasa tidak mampu memenuhi ekspektasi orangtua.

3. Menjadi penerus harapan orangtua

Banyak anak pertama merasakan tekanan untuk memenuhi harapan besar orangtua, baik dalam hal pendidikan, karier, maupun kesuksesan secara umum.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun