Mohon tunggu...
Juardiman Putra Gea
Juardiman Putra Gea Mohon Tunggu... Mahasiswa - PNS (Pegawai Niat Santai)

Kapan lagi?

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Seru si Anak Kost Baru

3 Juli 2024   23:32 Diperbarui: 4 Juli 2024   07:45 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari itu adalah awal dari babak baru dalam kehidupan Arif. Setelah diterima di universitas ternama di kota Awanpura, ia harus meninggalkan kenyamanan rumah dan memulai hidup mandiri sebagai anak kost. Saat dia sampai di depan gedung kost barunya, Arif merasakan campuran antara kegembiraan dan keraguan. Gedung tiga lantai dengan cat yang mulai pudar itu terlihat kokoh, namun ada sesuatu yang aneh yang membuat hatinya sedikit gelisah. Dengan langkah perlahan, Arif mencoba menenangkan diri dan menatap masa depan yang menantinya di tempat baru ini.

"Selamat datang di Kost Ceria!" seorang pria paruh baya dengan senyum ramah menyambutnya di depan pintu. "Saya Pak Radi, pemilik kost ini. Kamu pasti Arif, ya?"

Arif tersenyum canggung sambil mengangguk. "Iya, Pak. Terima kasih. Ini pertama kalinya saya tinggal di kost, jadi agak gugup juga."

Pak Budi tertawa kecil. "Tenang saja, Nak. Semua penghuni di sini ramah-ramah kok. Kamu pasti cepat beradaptasi."

Mereka berjalan menuju kamar Arif yang berada di lantai dua. Sepanjang jalan, Arif memperhatikan suasana kost yang ramai. Beberapa penghuni sedang bersenda gurau di ruang tamu, ada yang sibuk memasak di dapur bersama, dan beberapa lainnya terlihat sibuk dengan tugas kuliah di teras.

"Ini kamar kamu, Arif," kata Pak Radi sambil membuka pintu kamar yang terletak di pojok. "Semoga betah, ya. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungi saya."

Arif masuk ke dalam kamar kecil itu dan mulai menata barang-barangnya. Tidak lama kemudian, pintu kamar diketuk.

"Permisi, boleh masuk?" Suara perempuan terdengar dari balik pintu.

Arif membuka pintu dan mendapati seorang gadis dengan senyum manis berdiri di sana. "Hai, aku Dian. Aku tinggal di kamar sebelah. Kamu pasti penghuni baru, ya?"

Arif tersenyum dan mengangguk. "Iya, aku Arif, penghuni baru di kost ini."

"Selamat datang, Arif. Kalau butuh apa-apa, jangan ragu untuk tanya-tanya, ya. Kami semua di sini sudah seperti keluarga," kata Dian sambil menjulurkan tangan.

Setelah berkenalan dengan Dian, Arif mulai merasa nyaman. Beberapa jam kemudian, suara gaduh terdengar dari luar kamar. Arif penasaran dan keluar untuk melihat apa yang terjadi.

Di ruang tamu, sekelompok penghuni kost sedang bermain permainan tradisional yang belum pernah dilihatnya. Mereka tampak sangat menikmati permainan itu. Dian, yang melihat Arif keluar, segera menghampirinya.

"Hei, Arif! Mau ikut main?" tanya Dian dengan semangat.

Arif ragu sejenak, tapi melihat kegembiraan di wajah mereka, dia akhirnya setuju. "Boleh juga. Apa nama permainannya?"

"Ini namanya 'Ular Tangga'. Ada tantangan di setiap kotak tertentu yang harus kamu selesaikan," jelas Dian.

Permainan dimulai, dan Arif mulai merasakan keseruan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Setiap kali seseorang mendarat di kotak tantangan, mereka harus melakukan sesuatu yang lucu atau aneh, seperti menirukan suara binatang atau melakukan gerakan tari tertentu. Gelak tawa menghiasi malam itu, membuat Arif merasa seperti sudah lama mengenal mereka semua.

Keesokan harinya, Arif kembali beradaptasi dengan rutinitas barunya. Setelah pulang kuliah, dia duduk di ruang tamu untuk menyelesaikan tugas. Tiba-tiba, seorang pria dengan penampilan rapi mendekatinya.

"Hai, Arif! Aku Andi, ketua penghuni di sini. Gimana hari pertama kuliahmu?"

Arif tersenyum dan menyambut Andi. "Hai, Andi. Baik, lumayan menyenangkan. Sedikit menantang, tapi seru."

Andi mengangguk. "Baguslah. Eh, malam ini kita ada acara kumpul bareng di ruang tamu. Biasanya kita makan malam bersama setiap akhir pekan. Kamu ikut, ya?"

Malam harinya, ruang tamu kost sudah penuh dengan berbagai makanan yang dibawa oleh anak-anak di kost tersebut. Semua orang saling berbagi cerita dan tawa. Arif duduk di antara mereka, menikmati suasana hangat yang penuh kekeluargaan.

"Arif, coba ceritakan tentang kampung halamanmu," pinta Dian.

Arif tersenyum dan mulai bercerita tentang kehidupannya di desa kecil yang tenang. Semua orang mendengarkan dengan antusias, dan beberapa dari mereka bahkan mulai berbagi cerita tentang kampung halaman mereka juga.

Di tengah acara, tiba-tiba listrik padam. Semua penghuni kost berseru kaget, tapi Andi segera menenangkan mereka.

"Tenang, tenang! Ini sering terjadi. Biasanya cuma beberapa menit saja. Sementara itu, bagaimana kalau kita bermain cerita horor?", ucap Andi.

Arif merasa merinding mendengar ide itu, tapi dia juga penasaran.

Semua penghuni berkumpul di tengah ruangan, dan Andi memulai cerita horornya.

"Di kost ini, dulu ada seorang penghuni yang misterius. Dia jarang sekali keluar kamar, dan ketika keluar, dia selalu mengenakan jaket hitam tebal meskipun cuaca panas..."

Cerita Andi semakin menyeramkan, dan Arif merasa bulu kuduknya berdiri. Tiba-tiba, ada suara ketukan dari arah pintu depan. Semua orang terdiam, dan suasana menjadi mencekam.

Andi berjalan perlahan menuju pintu dan membukanya. Ternyata, itu hanya Pak Radi yang datang membawa lilin. Semua orang tertawa lega, dan tak lama setelah itu listrik pun menyala kembali.

Hari-hari berikutnya di kost menjadi lebih seru. Setiap malam selalu ada acara berbeda, mulai dari menonton film bersama, karaoke, hingga memasak dan makan bersama. Arif merasa semakin betah dan semakin akrab dengan semua penghuni.

Suatu hari, saat Arif sedang belajar di kamarnya, Dian mengetuk pintu.

"Arif, mau ikut jalan-jalan sore ini? Kami mau ke taman kota. Katanya ada festival kecil di sana," ajak Dian.

Arif setuju, dan mereka pun berangkat bersama beberapa penghuni lainnya. Taman kota sudah dipenuhi orang-orang yang menikmati berbagai hiburan. Ada pertunjukan musik, tari-tarian, perlombaan dan juga ada berbagai permainan.

Di salah satu tempat, Arif melihat ada permainan panahan. Dia mencoba keberuntungannya, dan dengan bantuan Dian yang terus memberikan semangat, dia berhasil dan mendapatkan hadiah boneka kecil.

"Selamat, Arif! Boneka itu lucu sekali," kata Dian dengan senang.

Malam semakin larut, dan mereka memutuskan untuk kembali ke kost. Di perjalanan pulang, Arif merasa bersyukur telah menemukan teman-teman baru yang begitu hangat dan menyenangkan.

Di kost, suasana tidak pernah sepi. Selalu ada saja hal-hal seru yang terjadi, mulai dari kejadian lucu, tantangan spontan, hingga obrolan mendalam di tengah malam. Arif belajar banyak tentang kehidupan dan persahabatan dari semua pengalaman tersebut.

Suatu malam, saat mereka berkumpul di ruang tamu, Andi mengusulkan ide baru. "Bagaimana kalau kita buat acara besar untuk merayakan ulang tahun kost ini? Kita bisa undang tetangga sekitar dan bikin pesta kecil-kecilan."

Semua anak kost tersebut setuju dengan antusias. Mereka mulai merencanakan acara tersebut, membagi tugas, dan menghias kost dengan berbagai dekorasi. Hari yang ditunggu pun tiba, dan pesta ulang tahun kost berjalan dengan meriah. Banyak tamu yang datang, dan suasana sangat hidup dengan musik, makanan, dan tawa.

Di tengah pesta, Pak Radi memberikan pidato singkat. "Terima kasih kepada semua penghuni yang telah membuat kost ini menjadi tempat yang penuh dengan kebahagiaan dan kebersamaan. Semoga kita terus menjaga kekeluargaan ini."

Pesta berlanjut hingga larut malam, dan Arif merasa sangat beruntung telah menjadi bagian dari Kost Ceria. Dia menyadari bahwa meskipun jauh dari keluarga, dia menemukan keluarga baru yang penuh kehangatan dan keseruan.

Pada suatu akhir pekan, penghuni kost merencanakan kegiatan yang lebih menantang. Andi mengusulkan untuk melakukan permainan "Malam Pencarian Harta Karun."

"Bagaimana kalau kita bagi menjadi beberapa kelompok dan saling berkompetisi untuk menemukan harta karun yang telah aku sembunyikan di sekitar taman kota?" usul Andi.

Semua anak kost pun setuju dengan semangat. Arif berkelompok dengan Dian, dua orang penghuni lainnya bernama Dito dan Alex. Mereka diberi peta dan petunjuk awal oleh Andi.

"Semua tim siap-siap. Ini adalah petualangan malam yang seru!" kata Andi sambil menyerahkan peta kepada Arif dan juga tim lainnya.

Petualangan dimulai. Mereka mencari petunjuk pertama yang membawa mereka ke taman kota. Dengan bantuan peta dan petunjuk yang tersembunyi, mereka harus menyelesaikan berbagai teka-teki dan tantangan. Tantangan pertama adalah menemukan patung kucing di taman kota yang memegang petunjuk berikutnya.

Setelah berputar-putar dan mencari dengan teliti, akhirnya mereka menemukan patung kucing tersebut. Petunjuk berikutnya membawa mereka ke sebuah pohon kecil dengan tali merah yang tergantung di cabangnya. Arif dengan berani menarik tali itu yang sudah di ikati dengan amplop yang berisi petunjuk baru.

Malam semakin larut, tapi semangat mereka tidak surut. Mereka berlari dari satu lokasi ke lokasi lainnya, menyelesaikan berbagai tantangan, seperti mencari benda tersembunyi di sekitar jajanan malam, menebak teka-teki, dan memecahkan kode rahasia.

Ketika mereka sampai di lokasi terakhir, yaitu sebuah batu besar di tengah taman, mereka menemukan kotak harta karun yang terkunci disamping batu itu. Di dalam kotak itu terdapat kunci dan pesan terakhir: "Untuk membuka kotak ini, kalian harus bersatu dan menyanyikan lagu kebersamaan."

Mereka tertawa, lalu berdiri melingkar dan mulai menyanyikan lagu kebersamaan yang sering mereka nyanyikan di kost. Setelah lagu selesai, kunci di kotak itu terbuka. Di dalamnya, mereka menemukan berbagai hadiah kecil dan pesan dari Andi.

"Selamat, kalian telah menemukan harta karun ini! Ini bukan hanya tentang hadiah, tapi tentang kebersamaan dan kerja sama. Terima kasih telah menjadi bagian dari keluarga Kost Ceria."

Malam itu diakhiri dengan gelak tawa dan perasaan bahagia. Arif merasa bahwa petualangan malam itu bukan hanya tentang mencari harta karun, tapi juga tentang mempererat hubungan dengan teman-teman barunya.

Waktu berlalu, dan semakin banyak kisah seru yang tercipta di Kost Ceria. Salah satu penghuni kost bernama Lia, seorang gadis ceria yang gemar berkreasi dengan seni, mengusulkan untuk membuat mural di dinding kost.

"Bagaimana kalau kita buat lukisan yang menggambarkan kebersamaan kita? Setiap orang bisa berkontribusi dengan ide dan kreativitasnya," usul Lia.

Semua orang antusias dengan ide itu. Mereka mulai merancang lukisan tersebut dan bekerja sama untuk mewujudkannya. Ada yang menggambar, ada yang mewarnai, dan ada yang memberikan ide-ide kreatif. Arif yang tidak terlalu pandai menggambar, membantu dengan mengecat latar belakang dan membawa minuman untuk semua orang.

Proyek lukisan tersebut memakan waktu beberapa hari, tapi akhirnya selesai dengan hasil yang sangat memuaskan. Dinding kost yang tadinya polos kini dipenuhi dengan gambar-gambar indah yang menggambarkan berbagai momen kebersamaan mereka. Ada gambar saat mereka bermain 'Ular Tangga', cerita horor, pesta ulang tahun, dan petualangan mencari harta karun.

"Ini adalah hasil kerja keras kita bersama. Semoga lukisan ini bisa menjadi kenangan indah yang selalu kita ingat," kata Lia dengan mata berbinar.

Di penghujung hari, mereka berkumpul di depan lukisan tersebut untuk berfoto bersama. Pak Radi yang melihat hasil karya mereka merasa sangat bangga.

"Terima kasih, anak-anak. Kalian telah membuat kost ini menjadi tempat yang sangat istimewa. Semoga kalian selalu kompak dan saling mendukung," kata Pak Radi.

Malam itu, mereka merayakan hasil lukisan dengan pesta kecil-kecilan. Ada yang membawa makanan ringan, ada yang bermain gitar, dan ada yang berbagi cerita lucu. Arif yang tadinya canggung dan ragu-ragu saat pertama kali datang, kini merasa sangat bahagia dan bersyukur.

Di suatu sore yang cerah, Andi kembali mengusulkan ide baru. "Bagaimana kalau kita adakan acara 'Malam Bakat' di kost ini? Setiap orang bisa menunjukkan bakatnya, entah itu menyanyi, menari, bermain alat musik, atau apa saja yang ingin ditampilkan."

Penghuni kost menyambut ide itu dengan antusias. Mereka mulai berlatih dan mempersiapkan diri untuk malam yang dijadwalkan. Arif yang tadinya merasa tidak memiliki bakat khusus, didorong oleh Dian untuk berpartisipasi.

"Kamu pasti bisa, Arif. Ingat waktu kita karaoke? Suara kamu bagus kok. Coba nyanyi saja," kata Dian.

Dengan sedikit keberanian, Arif memutuskan untuk bernyanyi. Malam yang ditunggu pun tiba, dan ruang tamu kost disulap menjadi panggung kecil dengan hiasan lampu-lampu kecil yang indah.

Pertunjukan dimulai dengan Andi yang memainkan gitar dan menyanyikan lagu favorit mereka. Dilanjutkan dengan Lia yang menari tarian tradisional dengan anggun, dan Dito yang menunjukkan trik sulap yang mengundang decak kagum. Dian sendiri menampilkan monolog lucu yang membuat semua orang tertawa.

Saat giliran Arif tiba, jantungnya berdebar kencang. Tapi ketika dia mulai bernyanyi, semua rasa gugupnya hilang. Teman-temannya bersorak dan memberikan dukungan penuh, membuatnya semakin percaya diri. Lagu yang dinyanyikannya mengalun dengan indah, dan di akhir penampilannya, dia mendapatkan tepuk tangan meriah dari semua orang.

Setelah semua penampilan selesai, Andi berdiri di tengah ruangan dan memberikan penghargaan sederhana kepada semua peserta. "Malam ini bukan tentang siapa yang terbaik, tapi tentang keberanian untuk menunjukkan diri. Terima kasih, teman-teman, kalian luar biasa."

Malam itu diakhiri dengan keceriaan dan kebahagiaan. Arif merasa bangga telah berpartisipasi dan menunjukkan bakatnya. Dia menyadari bahwa di Kost Ceria, dia tidak hanya menemukan tempat tinggal, tapi juga menemukan tempat di mana dia bisa tumbuh dan berkembang bersama teman-teman yang mendukung.

Hari-hari Arif di Kost Ceria penuh dengan kisah-kisah seru dan kenangan indah yang tak akan pernah terlupakan. Dari permainan 'Ular Tangga' versi seru, cerita horor saat listrik padam, jalan-jalan ke taman kota, hingga petualangan mencari harta karun dan malam bakat. Semua pengalaman itu membuatnya merasa semakin betah dan bahagia.

Arif menyadari bahwa hidup di kost bukan hanya tentang tempat tinggal, tapi tentang membangun kebersamaan dan persahabatan yang tulus. Di Kost Ceria, dia menemukan keluarga baru yang selalu mendukung dan membuat setiap hari penuh dengan keseruan dan keceriaan.

"Terima kasih, Tuhan, telah membawaku ke tempat ini," bisik Arif pelan sebelum akhirnya tertidur dengan senyuman di wajahnya. Dia tahu bahwa petualangannya di Kost Ceria baru saja dimulai, dan masih banyak kisah seru yang menantinya di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun