Hari itu adalah awal dari babak baru dalam kehidupan Arif. Setelah diterima di universitas ternama di kota Awanpura, ia harus meninggalkan kenyamanan rumah dan memulai hidup mandiri sebagai anak kost. Saat dia sampai di depan gedung kost barunya, Arif merasakan campuran antara kegembiraan dan keraguan. Gedung tiga lantai dengan cat yang mulai pudar itu terlihat kokoh, namun ada sesuatu yang aneh yang membuat hatinya sedikit gelisah. Dengan langkah perlahan, Arif mencoba menenangkan diri dan menatap masa depan yang menantinya di tempat baru ini.
"Selamat datang di Kost Ceria!" seorang pria paruh baya dengan senyum ramah menyambutnya di depan pintu. "Saya Pak Radi, pemilik kost ini. Kamu pasti Arif, ya?"
Arif tersenyum canggung sambil mengangguk. "Iya, Pak. Terima kasih. Ini pertama kalinya saya tinggal di kost, jadi agak gugup juga."
Pak Budi tertawa kecil. "Tenang saja, Nak. Semua penghuni di sini ramah-ramah kok. Kamu pasti cepat beradaptasi."
Mereka berjalan menuju kamar Arif yang berada di lantai dua. Sepanjang jalan, Arif memperhatikan suasana kost yang ramai. Beberapa penghuni sedang bersenda gurau di ruang tamu, ada yang sibuk memasak di dapur bersama, dan beberapa lainnya terlihat sibuk dengan tugas kuliah di teras.
"Ini kamar kamu, Arif," kata Pak Radi sambil membuka pintu kamar yang terletak di pojok. "Semoga betah, ya. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungi saya."
Arif masuk ke dalam kamar kecil itu dan mulai menata barang-barangnya. Tidak lama kemudian, pintu kamar diketuk.
"Permisi, boleh masuk?" Suara perempuan terdengar dari balik pintu.
Arif membuka pintu dan mendapati seorang gadis dengan senyum manis berdiri di sana. "Hai, aku Dian. Aku tinggal di kamar sebelah. Kamu pasti penghuni baru, ya?"
Arif tersenyum dan mengangguk. "Iya, aku Arif, penghuni baru di kost ini."