Mohon tunggu...
Juardiman Putra Gea
Juardiman Putra Gea Mohon Tunggu... Mahasiswa - PNS (Pegawai Niat Santai)

Penulis lepas dan komedian amatir. Menulis tentang kehidupan dengan sentuhan humor yang segar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Kos dan Tugas Menumpuk

22 Mei 2024   20:17 Diperbarui: 22 Mei 2024   23:24 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rina duduk di depan laptopnya, menatap layar yang penuh dengan dokumen-dokumen tugas yang belum selesai. Satu per satu, tenggat waktu mulai mendekat, seperti monster yang mengintai di sudut. Ruang kostnya yang sempit terasa semakin menghimpit, seolah dinding-dindingnya berkonspirasi untuk menambah rasa cemas yang menggelayuti hatinya.

Suara bising dari jalan raya di luar kamarnya bercampur dengan derit kasur yang mulai usang. Di meja kecil yang berada di sudut kamar, tumpukan buku dan catatan berantakan, seakan menggambarkan kekacauan pikiran Rina. Setumpuk kertas berserakan di lantai, mencerminkan betapa putus asanya dia dalam menghadapi beban tugas yang menumpuk.

Rina menarik napas panjang dan mengalihkan pandangannya ke luar jendela. Langit malam yang kelam seakan ikut merasakan kegalauannya. Rina tahu bahwa dia harus segera menyelesaikan tugas-tugas ini jika ingin lulus dengan nilai baik, tetapi semangatnya mulai terkikis oleh tekanan yang terus-menerus.

Di saat rasa putus asa mulai merajalela, pintu kamar Rina diketuk dengan lembut. "Masuk," ujar Rina tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Pintu terbuka, menampakkan wajah ceria Mila, teman kost sekaligus sahabat Rina.

"Hai, Rin. Lagi sibuk ya?" tanya Mila sambil tersenyum.

Rina hanya mengangguk pelan. "Tugas menumpuk, Mil. Aku nggak tahu harus mulai dari mana."

Mila mendekati meja Rina dan melihat tumpukan tugas yang menggunung. "Wah, banyak banget ya. Tapi tenang aja, kita bisa atasi ini bersama-sama. Bagaimana kalau kita buat jadwal dan selesaikan satu per satu?"

Rina tersenyum lemah. "Itu ide bagus, Mil. Tapi aku benar-benar merasa kewalahan."

Mila menepuk bahu Rina dengan lembut. "Kita pasti bisa, Rin. Aku juga punya banyak tugas, tapi kita bisa saling membantu. Yuk, kita mulai buat daftar prioritas."

Dengan bantuan Mila, Rina mulai membuat daftar tugas yang harus diselesaikan dan menetapkan tenggat waktu yang realistis. Mereka berdua bekerja keras hingga larut malam, saling menyemangati dan berbagi tips untuk menyelesaikan tugas dengan lebih efisien.

Hari-hari berlalu, dan Rina serta Mila terus berjuang menyelesaikan tugas-tugas mereka. Namun, tantangan tak terduga muncul ketika aliran listrik di kost mereka sering padam. Keadaan ini membuat Rina semakin stres, karena ia kesulitan menyelesaikan tugas tanpa listrik.


Suatu malam, ketika mereka sedang asyik mengerjakan tugas, lampu kembali padam. "Oh tidak, lagi-lagi mati lampu," keluh Rina.


Mila menghela napas panjang. "Ini benar-benar mengganggu. Kita harus cari cara lain, Rin. Mungkin kita bisa ke kafe yang punya Wi-Fi dan listrik stabil."


Rina mengangguk setuju. Mereka segera membereskan barang-barang dan pergi ke kafe terdekat. Di sana, mereka melanjutkan pekerjaan dengan lebih tenang. Meski situasi di kost membuat mereka kesulitan, Rina merasa bersyukur memiliki sahabat seperti Mila yang selalu ada untuknya.

Di kafe, suasana lebih nyaman dan tenang. Rina dan Mila menemukan sudut yang nyaman dan mulai mengerjakan tugas mereka lagi. Rina merasakan beban yang sedikit terangkat berkat dukungan dari Mila. Mereka bekerja keras, saling mengingatkan untuk istirahat, dan berbagi cerita lucu untuk menghilangkan stres.


Malam itu, di tengah kesibukan mereka, Rina merenung tentang betapa pentingnya dukungan dari sahabat. "Terima kasih ya, Mil. Kalau nggak ada kamu, mungkin aku udah menyerah," ujar Rina dengan tulus.


Mila tersenyum hangat. "Kita ini tim, Rin. Sahabat selalu ada untuk saling membantu. Lagipula, kita juga sama-sama anak kost yang harus berjuang."


Keduanya tertawa kecil, merasakan kebersamaan yang semakin erat. Mereka menyadari bahwa di tengah tekanan dan tugas yang menumpuk, persahabatan dan dukungan satu sama lain adalah hal yang paling berharga.

Dengan kerja keras dan kebersamaan, akhirnya Rina dan Mila berhasil menyelesaikan semua tugas mereka tepat waktu. Meski banyak tantangan yang harus mereka hadapi, rasa lega dan puas terpancar di wajah mereka.


Pada hari terakhir sebelum tenggat waktu, mereka kembali ke kost dengan perasaan ringan. "Kita berhasil, Mil!" seru Rina dengan gembira.


Mila mengangguk. "Iya, kita berhasil! Ini semua berkat kerja sama kita."


Malam itu, mereka merayakan keberhasilan mereka dengan makanan ringan dan minuman favorit. Di tengah perayaan sederhana itu, Rina merenung tentang perjalanan yang telah mereka lalui. Meski menjadi anak kost penuh dengan tantangan, Rina merasa bahwa pengalaman ini telah mengajarkannya banyak hal, terutama tentang arti persahabatan dan kerja keras.

Di akhir cerita, Rina menatap masa depan dengan optimisme. Tugas-tugas yang menumpuk kini tinggal kenangan, dan dia merasa siap menghadapi tantangan berikutnya dengan penuh semangat, bersama sahabat-sahabat terbaik yang selalu ada di sisinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun