Hai kompasioners dan para sobat literasi, di era serba instan ini menggunakan handphone dalam keseharian di setiap kegiatan merupakan hal yang biasa, kita sedang duduk, makan, tidur, atau aktivitas lainnya kita tidak bisa lepas dari yang namanya handphone dan android. serignya kita menggunakan handphone tersebut terkadang banyak hal yang kita ingin ekspos, membagikannya ke oranglain ataupun menjadi viral.
Belakangan ini banyak hal yang viral di media sosial salah satunya yang tebaru adalah tentang anak-anak atau bisa di bilang sudah remaja, melakukan hal yang tidak sepantasnya di lakukan di era sekarang lalu membagikannya di media sosial.Â
Selain itu ada juga salah satu video yang merekam kejadian dimana anak di usia sekolah dasar sedang melakukan hal yang tidak sepantasnya dilakukan oleh anak-anak.
Mengapa hal seperti itu dapat terjadi ?
Sebelum kita mengetahui dan menggali lebih lanjut tentang masalah tersebut, mari kita kembali mengulang tentang apa itu bimbingan konseling.
Pengertian Bimbingan Konseling
Bimbingan merupakan bantuan dan suatu proses dukungan profesional terhadap individu atau kelompok yang bertujuan untuk memungkinkan individu memahami dirinya sendiri, mempelajari lingkungannya, dan merencanakan masa depannya. Konseling adalah hubungan antara konselor dan klien, dan tujuannya adalah untuk membantu klien memecahkan masalahnya.Â
Bimbingan dan konseling ditujukan untuk membantu klien memahami dirinya sendiri, mengambil keputusan, memahami potensi dirinya, mengetahui cara mengembangkan potensinya, dan selalu membantu klien dalam mengambil keputusan apa pun yang dapat ia penuhi. Ilmu Bimbingan dan Konseling (BK) adalah bidang studi yang berfokus pada pengembangan potensi manusia, pemecahan masalah, dan memberikan bimbingan dan konseling kepada individu dalam berbagai aspek kehidupan. Ilmu BK memadukan prinsip-prinsip psikologi, pendidikan, dan konseling untuk membantu individu mencapai kesejahteraan psikologis, sosial, dan emosional.
Peran Bimbingan konseling dari masa ke masa
Di era education 4.0, perubahan teknologi dan perkembangan sosial telah mempengaruhi cara peserta didik dan guru dalam kegiatan belajar dan mengajar, di mana kemajuan teknologi dan globalisasi telah mengubah lanskap pendidikan. Relevansi pemikiran pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam menghadapi era education 4.0 menurut (Pratiwi & Artika, 2023) bahwa dunia pendidikan di era education 4.0 menghadapai tantangan yang tidak ringan. Berbagai perubahan mengakibatkan terjadinya ketidakpastian (uncertainty). Dalam menghadapi tantangan tersebut, tidak hanya dibutuhkan berbagai keterampilan (skills) namun juga karakter yang kuat. Untuk menjawab tantangan education 4.0 pemikiran pendidikan dan kebudayaan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara diharapkan mampu menjadi salah satu solusi. Pemikiran pendidikan dan filosofi yang relevan dengan era education 4.0 antara lain, pertama, pentingnya pendidikan budipekerti, relevansi dari Teori Trikon di era digital, konsep sinergi antara keluarga, sekolah dan masyarakat (Tri Pusat Pendidikan) serta dalam tataran metodologis adanya sistem Among (care and dedication based on love). Selain itu, baik era education 4.0 maupun abad ke-21 menekankan pentingnya keterampilan seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, komunikasi, dan pemikiran kritis semakin penting dalam dunia yang terus berkembang ini perlunya mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan dengan keterampilan yang relevan.Â
1. Among
Menurut Nanggalaupi & Suryadi, (2021) kampus merdeka begitu merepresentasikan pemikiran pendidikan Ki Hajar Dewantara, karena turut menghendaki terjadinya kemerdekaan serta kebebasan pada konsep serta praksis pendidikan, juga mengakomodir sistem among (membimbing serta melayani) bahkan pembelajaran kritis dan kreatif (hadap masalah). Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang filsafat "Among" memiliki relevansi yang kuat dengan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK) dimana filsafat "Among" merupakan konsep yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara guru dan murid.
2. Trikon
 Pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang Trikon memiliki relevansi yang kuat dengan pelayanan Bimbingan dan Konseling (BK). Trikon adalah konsep yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara yang menekankan pentingnya keseimbangan antara tiga aspek dalam pendidikan, yaitu pikiran (mind), hati (heart), dan tangan (hand). Dalam konteks pelayanan BK, Trikon dapat diinterpretasikan sebagai pentingnya keseimbangan antara aspek kognitif, emosional, dan praktis dalam membantu klien. Pelayanan BK tidak hanya fokus pada aspek akademik (pikiran), tetapi juga membantu klien dalam mengelola emosi dan mempersiapkan mereka untuk kehidupan praktis (tangan).
Dalam era ini, ilmu BK dapat berperan dalam membantu individu menghadapi perubahan sosial yang disebabkan oleh perkembangan teknologi dan digitalisasi. Berikut adalah beberapa aspek eksistensi ilmu BK di era Society 5.0. Penerapan teknologi dan pemahaman tentang bagaimana teknologi memengaruhi masyarakat dan individu adalah bagian dari ilmu BK di era Society 5.0. BK dapat membantu orang mengatasi perubahan sosial yang disebabkan oleh teknologi, seperti perubahan dalam hubungan interpersonal, efek media sosial terhadap kesehatan mental, dan perubahan dalam kecanduan internet.Â
1. Dampak Teknologi dan Media Sosial :BK dapat membantu individu dalam menyelesaikan permasalahan terkait penggunaan teknologi, seperti masalah penggunaan internet , serangan siber, dan gangguan tidur akibat benda jatuhÂ
2. Memahami Keterampilan Digital :BK dapat membantu individu dalam memahami perubahan karir, meningkatkan keterampilan yang diperlukan, dan membuat keputusan karir yang tepat.Â
3. Keterampilan Sosial dan Emosional :BK dapat membantu masyarakat mengembangkan keterampilan sosial, empati dan pemecahan masalah dalam hubungan antarmanusia.Â
4. Etika Digital dan Keamanan Jaringan : BK dapat membantu masyarakat memahami implikasi etis dari penggunaan teknologi, meningkatkan kesadaran akan keamanan Internet, dan melindungi privasi dan informasi pribadi.Â
5. Pengembangan Potensi Individu :Â BK dapat membantu masyarakat mengidentifikasi dan mengoptimalkan potensi dirinya, mengatasi hambatan dan merumuskan tujuan hidup yang bermakna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H