setelah menunggu di bawah pondok pledang suku tifaona akhirnya tampak dari kejahuan sebuah pledang (perahu tradisional Lamalera) sedang menarik seekor monster lautan menggunakan tali yang di ikat pada badan pledang, tubuh ini serasah tidak percaya dengan apa yang disaksikan, bagaimana mungkin ? perahu kecil menarik monster lautan sebesar mobil avansa, itu tetapi inilah realita yang terjadi ketika nelayan Lamalerah mendapatkan ikan paus.
Kami berdua menikmati segalah aktifitas ditempat itu dengan penuh kagum dan bangga, tibah saatnya sang sunset pun mengusir kami dari terangnya dunia yang akan berubah gelap, dari pingir pantai untuk kembali ke perkampungan.
ketika kembali ke rumah tempat kami menginap, saya pun bertanya kepada pemilik rumah, kebetulan pemilik rumah teman saya sewaktu berada duduk di bangku SMA, namanya Paulu tifaona jadi tidak canggung ketika bertanya untuk mengumpulkan informasi,
“Biasanya ikan sebanyak itu akan diapakan”
Ikan itu akan biasanya di bawa ke pasar wulandoni (pasar barter) pada hari sabtu untuk ditukarkan dengan dengan bahan makanan dengan orang dari pegunungan”,
“Siapa yang menjualnya kepasar barter Wulandoni ( Wulandoni merupakan nama tempat wilayah yang merupakan sala satu kecamatan di kabupaten Lembata)”
Biasanya parah gadis atau ibu-ibu yang pergi menjualnya. Kan disini laki- laki bertugas mencari berarti permpuan yang bertugas mengolah menjadi sesuatu’
Ngobrol-ngobrol kami tak terasa sudah menunjukan pukul 12:00 wita, waktunya saya pamit untuk beristirahat,
Akhirnya pada tanggal 15 agustus 2020 berakhirlah sudah liburan dan pengumpulan data skripsinya. Waktunya untuk kembali ke ruma
Sungguh merupakan suatu pengalaman yang luar biasa, luar biasa belajar mengahargai alam dan masyarakat sekitar, serta bagimana hidup di antara agama dan adat